Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Beragam Penyebab Kuku Rapuh dan Mudah Patah

Kompas.com - 25/08/2020, 18:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kuku adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai pelindung jari tangan dan kaki.

Dilansir dari Healthline, kuku terbuat dari lapisan protein yang disebut keratin.

Tak hanya di kuku, keratin juga menjadi bagian penyusun sel rambut dan tubuh manusia.

Beberapa kondisi dan penyakit dapat membuat kuku rapuh, mudah patah, dan pecah. Kondisi kuku rapuh dalam dunia medis disebut onychoschizia.

Baca juga: Cantengan: Gejala, Penyebab, Cara Menyembuhkan

Penyebab kuku rapuh bisa dipengaruhi faktor internal dari dalam tubuh serta faktor eksternal atau lingkungan, antara lain:

1. Kuku terlalu kering

Melansir Medical News Today, kuku bisa rapuh dan mudah patah apabila kekurangan kelembaban.

Aktivitas seperti sering cuci tangan, cuci piring, atau mencuci pakaian bisa mengurangi kelembaban pada kuku.

Kondisi kuku juga cenderung kering apabila berada di tempat yang panas, atau kering saat musim dingin.

2. Tangan terlalu lembab

Seperti kondisi kurang lembab, situasi yang terlalu lembab juga bisa membuat kuku rapuh dan mudah patah.

Kondisi ini bisa disebabkan tangan dan kuku terlalu banyak terpapar produk pelembab.

Bisa juga karena pengaruh penggunaan bahan kimia keras seperti aseton untuk menghilangkan cat kuku.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Penyakit Anemia

3. Anemia

Ilustrasi. Ilustrasi.
Anemia atau kondisi saat tubuh kekurangan hemoglobin serta zat besi juga bisa jadi penyebab kuku rapuh dan mudah patah.

Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Selain kuku rapuh dan mudah patah, gejala utama anemia adalah lemah, letih, pusing, pucat, dan mudah lelah.

4. Gangguan kelenjar tiroid

Gangguan pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon.

Salah satu dampak gangguan tiroid adalah penyerapan mineral tubuh terganggu. Akibatnya, kuku jadi rapuh dan mudah patah.

Selain kuku rapuh dan mudah patah, gejala gangguan kelenjar tiroid di antaranya rambut rontok, gampang lelah, sembelit, berat badan melonjak, serta depresi.

Baca juga: 6 Tips Mengatasi Rambut Rontok, Tak Cukup Pakai Sampo

5. Pertambahan usia

ilustrasi lansia ilustrasi lansia
Pertambahan usia atau umur dapat memengaruhi kekuatan kuku seseorang.

Secara alami, kuku akan berkurang kekuatannya dari waktu ke waktu, yang dapat menyebabkan kuku lebih mudah patah.

Orang berusia lanjut (lansia) umumnya memiliki kuku yang lebih rapuh ketimbang remaja.

6. Sindrom raynaud

Penyebab kuku rapuh dan mudah patah yang cukup jarang tapi dialami sebagian orang adalah sindrom raynaud.

Sindrom raynaud adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan gangguan peredaran darah yang ekstrem.

Kondisi ini dapat memengaruhi seluruh tubuh, termasuk kesehatan kuku.

Penyebab kuku rapuh dan mudah patah dapat diperhatikan dari kondisi kesehatan masing-masing.

Apabila kondisi kesehatan prima tapi kuku rapuh, kemungkinan penyebabnya berasal dari faktor eksternal.

Baca juga: 7 Penyebab Rambut Putih Tumbuh di Usia Muda

Cara mengatasi kuku rapuh dan mudah patah juga disesuaikan dengan penyebabnya.

Secara umum, lindungi kesehatan kuku dengan penggunaan moisturizer atau pelembab sesuai kebutuhan. Ingat, jangan berlebihan.

Selain itu, jaga kondisi kuku dengan menggunakan sarung tangan saat cuci piring atau saat berada di cuaca ekstrem.

Minimalkan juga paparan bahan kimia ke kuku, seperti aseton atau kuteks.

Hal yang tak kalah penting. Pastikan tubuh mendapatkan asupan bergizi lengkap dan seimbang. Termasuk cukupi kebutuhan zat besi dan protein yang menujang kuku tetap kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau