Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Obat Sakit Kepala untuk Atasi Pusing yang Mengganggu

Kompas.com - 26/08/2020, 18:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Dosis umum sekali minum paracetamol yakni 500 mg.

2. Asetosal

Asetosal dapat dikenali juga sebagai asam asetil salisilat atau aspirin. Ketiganya sama saja.

Asetosal mungkin bisa dianggap sebagai obat pereda nyeri dan demam yang paling legendaris.

Di masyarakat Barat, aspirin memang merupakan obat sakit kepala paling sering digunakan.

Di buku-buku atau artikel berbahasa Inggris, obat sakit kepala identic dengan aspirin atau asetosal.

Jika Anda membaca artikel kesehatan berbahaya Indonesia, yang mengidentikkan obat sakit kepala dengan aspirin, Anda boleh menduga tulisan tersebut hanya terjemahan dari tulisan berbahasa Inggris.

Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

Di masyarakat Indonesia, obat sakit kepala yang paling banyak dikonsumsi adalah paracetamol.

Selain berkhasiat meredakan nyeri dan demam, aspirin dalam dosis kecil (80-100 mg) juga biasa dipakai untuk mencegah penggumpulan darah pada penderita serangan jantung atau stroke.

Untuk obat sakit kepala, dosis umum aspirin sekitar 500 mg.

Sesuai namanya, aspirin atau asam asetil salisilat bersifat asam.

Sifat asam membuat obat ini punya efek samping mengiritasi lambung dan karenanya tidak cocok digunakan oleh orang dengan sakit mag.

Aspirin juga tidak disarankan diminum dalam keadaan perut kosong.

Efek samping lain yang juga bisa terjadi antara lain reaksi alergi pada kulit dan telinga berdengung.

Aspirin tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak yang menderita flu dan infeksi virus lainnya karena berpotensi menyebabkan penyakit yang disebut Sindrom Reye. Gejalanya, yakni muntah dan demam tinggi.

Obat ini juga tidak dianjurkan diberikan untuk kasus demam berdarah dengue (DBD) karena justru akan meninkatkan risiko perdarahan.

Baca juga: Alasan Air Hangat Lebih Tepat untuk Mengompres Anak Demam

3. Ibuprofen

Di Indonesia, ibuprofen lebih dikenal sebagai obat penurun panas daripada pereda nyeri.

Terkait efek samping, sama seperti aspirin, ibuprofen sebaiknya tidak digunakan oleh penderita yang memiliki gangguan mag.

Meski efektif untuk demam tinggi, obat ini juga sebaiknya tidak digunakan pada kasus DBD karena justru akan meningkatkan risiko perdarahan.

4. Asam mefenamat

Asam mefenamat lebih dikenal sebagai pereda nyeri untuk sakit gigi.

Obat ini sebetulnya tidak termasuk obat bebas.

Jika tidak dengan resep dokter, konsumsi asam mefenamat setidaknya harus lewat konsultasi dengan apoteker.

Baca juga: 5 Cara Mengompres yang Benar Agar Demam Anak Cepat Turun

Tapi, faktanya, obat ini bisa didapatkan dengan mudah tak hanya di apotek, tapi juga di toko-toko obat.

Mengapa asam mefenamat bukan obat bebas?

Pertimbangannya tentu karena berkaitan dengan masalah keamanan.

Pasalnya, pada sebagian orang, asam mefenamat bisa menimbulkan gangguan darah, sehingga harus digunakan secara hati-hati.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau