KOMPAS.com - Bagi pasangan yang mendambakan momongan, masalah kesuburan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Masalah kesuburan ini dapat dialami oleh perempuan maupun laki-laki.
Ketidaksuburan atau infertilitas sendiri merupakan hal yang cukup umum terjadi.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Gangguan Kesuburan pada Pria dan Wanita
Beberapa penelitian menemukan bahwa kondisi ini mempengaruhi sekitar satu dari setiap enam pasangan.
Para peneliti memperkirakan, sekitar satu dari tiga kasus infertilitas berada pada pihak pria.
Infertilitas pada pria adalah ketika pria memiliki peluang kecil untuk membuat pasangan perempuannya hamil.
Masalah kesuburan pada pria biasanya dikaitkan dengan kualitas dan kuantitas sperma. Selain itu, fungsi seksualitas juga berpengaruh.
Jika Anda divonis mengalami masalah kesuburan, ini bukan jalan buntu. Memang benar ketidaksuburan tidak selalu dapat diobati.
Meski begitu, pada beberapa kasus, kesuburan pria dapat ditingkatkan.
Beberapa cara yang terbukti bisa meningkatkan kesuburan pada pria, di antaranya:
Pria yang kelebihan berat badan cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih rendah daripada mereka yang memiliki berat badan normal.
Merangkum dari Business Insider, ini bisa jadi karena terlalu panas, yang bisa membunuh sperma.
Lemak tubuh yang berlebih di sekitar testis bisa mengisolasinya dan menyebabkannya menjadi lebih hangat.
Selain itu, perubahan hormonal pada pria yang kelebihan berat badan juga dapat berdampak negatif pada produksi sperma.
Baca juga: Merokok Rusak Sperma dan Pengaruhi Kesuburan, Kok Bisa?
Pria yang kelebihan berat badan cenderung memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dan kadar estradiol yang lebih tinggi. Hal ini dapat berdampak negatif pada produksi sperma.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Urology tahun 2016 meneliti efek penurunan berat badan pada jumlah sperma pada 200 pria dengan BMI di atas 25.
Hasilnya, setelah program olahraga intensif selama enam bulan dalam menurunkan berat badan, terdapat peningkatan signifikan dalam volume air mani dan sperma.
Seperti hasil penelitian di atas, olahraga tidak hanya memiliki fungsi untuk menurunkan berat badan tapi juga peningkatan jumlah sperma.
Ini karena fungsi sistem reproduksi juga bergantung pada kesehatan tubuh secara umum.
Jadi, ketika pria berolahraga secara teratur, testis berfungsi lebih baik dan jumlah sperma meningkat.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Human Reproduction pada 2014 mengamati 231 pria yang mencari perawatan kesuburan dan tingkat aktivitas fisik mereka.
Para peneliti menemukan bahwa angkat beban, lari, dan joging, dikaitkan dengan konsentrasi sperma yang lebih tinggi daripada jenis olahraga lain seperti berjalan kaki dan aerobik.
Dikutip dari Healthline, secara umum, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang berolahraga secara teratur memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi dan kualitas air mani yang lebih baik dibanding pria yang tidak aktif.
Baca juga: Pada Usia Berapa Kesuburan Wanita Akan Menurun?
Dalam peringatan di bungkus rokok, kebiasaan ini diketahui dapat menyebabkan sejumlah masalah seksual.
Lebih jauh lagi, merokok dapat berdampak negatif terhadap jumlah sperma.
Menurut analisis yang dipublikasikan dalam Human Reproduction pada 2007, pria yang merokok lebih dari 20 batang sehari mengalami penurunan konsentrasi sperma sebesar 19 persen dibandingkan dengan bukan perokok.
Sebuah ulasan tahun 2015 dalam World Journal of Men's Health menemukan bahwa merokok dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sperma, yang mengurangi kesuburan.
Untuk itu, bagi Anda yang mendambakan momongan, berhenti merokok adalah langkah yang tepat.
Testis membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk menghasilkan sperma segar. Itu artinya, pria yang berhenti merokok setidaknya tiga bulan sebelum pembuahan akan memiliki sperma yang lebih sehat dan kesempatan yang lebih baik untuk membuahi sel telur.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum alkohol 14 gelas atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan kualitas sperma dan menurunkan produksi testosteron.
Kondisi lain yang memperburuk kualitas sperma adalah penggunaan narkoba. Narkoba jenis opioid atau mariyuana juga dapat berdampak negatif pada kesuburan.
Secara umum, menghindari penggunaan zat terlarang dan mengembangkan kebiasaan sehat dapat meningkatkan jumlah sperma dan kesuburan.
Baca juga: 16 Makanan untuk Meningkatkan Kesuburan Saat Program Hamil
Asam aspartat D (D-AA) adalah asam amino yang membantu pembentukan protein dalam tubuh. Ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi di kelenjar endokrin, seperti ovarium dan testis.
Itulah mengapa D-AA penting untuk fungsi sperma. Banyak peneliti percaya bahwa D-AA berimplikasi pada kesuburan pria.
Dalam studi yang terbit di jurnal Fertility and Sterility tahun 2005 menemukan bahwa kadar D-AA pada pria yang infertil secara signifikan lebih rendah dibanding pria subur.
Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Advances in Sexual Medicine tahun 2012 menemukan bahwa mengonsumsi suplemen D-AA selama tiga bulan secara substansial meningkatkan jumlah sperma dan motilitas sperma mereka.
Penting untuk dicatat bahwa mereka yang diteliti bukanlah individu yang sehat karena mereka telah mengalami kelainan sperma.
Oleh karena itu, tidak ada bukti konklusif bahwa suplemen D-AA akan meningkatkan jumlah sperma pada orang sehat.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen antioksidan, seperti vitamin C, dapat meningkatkan kesuburan.
Ini karena vitamin C merupakn antioksidan yang dapat melawan stres oksidatif.
Baca juga: Ingin Punya Keturunan, Ini 5 Vitamin untuk Meningkatkan Kesuburan
Stres oksidatif adalah ketika tingkat spesies oksigen reaktif (ROS) mencapai tingkat berbahaya dalam tubuh.
Ada beberapa bukti bahwa stres oksidatif dan tingkat ROS yang terlalu tinggi dapat menyebabkan infertilitas pada pria.
Stres berdampak pada banyak hal dalam kesehatan Anda. Tak terkecuali kesehatan reproduksi.
Stres dapat mengurangi kepuasan seksual Anda dan merusak kesuburan.
Beberapa penelitian menemukan, Stres yang berkepanjangan meningkatkan kadar kortisol, yang memiliki efek negatif yang kuat pada testosteron. Saat kortisol naik, kadar testosteron cenderung turun.
Manajemen stres bisa sederhana seperti berjalan-jalan di alam terbuka, bermeditasi, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama teman dapat menjadi solusi yang mudah.
Vitamin D penting untuk kesuburan pria maupun wanita. Ini adalah nutrisi lain yang dapat meningkatkan kadar testosteron.
Satu studi observasi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Endocrinology tahun 2010 menunjukkan bahwa pria yang kekurangan vitamin D lebih cenderung memiliki kadar testosteron yang rendah.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Konsumsi Toge Tingkatkan Kesuburan Pria?
Asam lemak omega-3 juga telah terbukti meningkatkan fungsi sperma.
Asam lemak omega-3 adalah asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh kita sendiri, jadi kita harus mengkonsumsinya dalam makanan kita.
Asam lemak ini merupakan bagian dari membran sel sperma. Jadi, konsumsi asam lemak omega-3 yang cukup dapat meningkatkan jumlah dan motilitas sperma.
Beberapa makanan yang kaya asam lemak omega-3 adalah ikan, kacang-kacangan, kenari, kedelai, chia seeds, dan alpukat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.