Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2020, 06:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang biasanya muncul setelah kandungan menginjak usia 20 minggu.

Di beberapa kasus, preeklamsia juga bisa terjadi di akhir kehamilan, atau tepat setelah ibu hamil melahirkan.

Tingkat keparahan preeklamsia pada ibu hamil bisa bervariasi, antara ringan sampai berat.

Baca juga: 3 Penyebab Protein Urine pada Ibu Hamil Tinggi dan Perlu Diwaspadai

Menurut Mayo Clinic, preeklamsia yang tidak ditangani dampaknya bagi ibu maupun janin di dalam kandungan bisa sampai fatal.

Bahaya preeklamsia pada janin bisa membuat aliran darah yang mengalir ke plasenta jadi terhambat. Sehingga, bayi rentan lahir sangat kecil atau lahir prematur. 

Selain itu, bahaya preeklamsia juga bisa dialami saat bayi sudah lahir, antara lain:

  • Anak mengalami gangguan belajar
  • Epilepsi
  • Cerebral palsy
  • Gangguan pendengaran dan penglihatan

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?

Sedangkan bagi ibu hamil, bahaya preeklamsia yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi seperti:

  • Stroke
  • Kejang
  • Penumpukan cairan di dada
  • Pendarahan
  • Kerusakan hati
  • Gagal jantung

Preeklamsia juga dapat menyebabkan plasenta terpisah dari rahim atau solusio plasenta. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi meninggal saat lahir.

Mengingat bahaya preeklamsia, ibu hamil perlu rutin memeriksakan kandungannya, serta membekali dirinya dengan pengetahuan seputar preeklamsia.

Dengan mendeteksi preeklamsia sejak dini, risiko komplikasi bisa dicegah.

Baca juga: Perbedaan Flek Hamil dan Mentsruasi

Penyebab preeklamsia

Ilustrasi perempuan hamil.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi perempuan hamil.
Melansir WebMD, para ahli berpendapat preeklamsia dapat terjadi saat plasenta tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Namun, mereka belum mengetaui penyebab pasti disfungsi plasenta pada penderita preeklamsia tersebut.

Beberapa pakar ada juga yang menyebut penyebab preeklamsia dipengaruhi nutrisi yang buruk dan pengaruh asupan tinggi lemak selama kehamilan.

Selain itu, preeklamsia juga bisa disebabkan kurangnya aliran darah ke rahim.

Baca juga: Fakta Seputar Plasenta Previa, Biang Pendarahan pada Ibu Hamil

Di luar penyebab preeklamsia di atas, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan ini, antara lain:

  • Hamil saat remaja atau di atas usia 40 tahun
  • Kehamilan pertama
  • Hamil dengan jarak kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
  • Kehamilan dengan pasangan baru, bukan dari ayah anak-anak sebelumnya
  • Punya riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil
  • Pernah mengalami preeklamsia sebelumnya
  • Punya ibu atau saudara perempuan yang menderita preeklamsia
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Hamil bayi kembar
  • Menjalani program bayi tabung
  • Punya riwayat penyakit diabetes, lupus, ginjal, dan rheumatoid arthritis

Baca juga: Tanda dan Penyebab Pendarahan Setelah Melahirkan yang Wajib Diwaspadai

Tanda preeklamsia

Ilustrasi hamil.Thinkstock Ilustrasi hamil.
Melansir NHS, ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil di tahap awal antara lain:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Proteinuria atau protein urine tinggi

Tanpa pemeriksaan kesehatan, ibu hamil barangkali sulit melihat langsung gejala preeklamsia di atas. Tapi, dokter bisa mengenalinya lewat pemeriksaan rutin kehamilan.

Tekanan darah tinggi naik sebesar 10-15 persen pada ibu hamil tanpa riwayat hipertensi bisa jadi ciri-ciri preeklamsia tahap awal.

Tanda preeklamsia bisa semakin kentara apabila kenaikan tekanan darah diikuti tingginya protein urine ibu hamil.

Baca juga: Vitamin C untuk Ibu Hamil: Manfaat, Kebutuhan, Tanda Kekurangan

Selain tekanan darah tinggi dan protein urine tinggi, gejala preeklamsia lainnya yakni:

  • Sakit kepala parah
  • Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur atau tak nyaman saat melihat kedipan lampu
  • Rasa tak nyaman di dada seperti panas atau terbakar (heartburn)
  • Nyeri tepat di bawah tulang rusuk
  • Mual dan muntah hebat
  • Badan rasanya sangat tidak enak
  • Kaki, wajah, tangan bengkak
  • Berat badan naik drastis karena beberapa bagian tubuh bengkak

Baca juga: Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Ciri-ciri, Cara Mengatasi

Tak hanya pada ibu hamil, gejala preeklamsia juga bisa terpantau pada bayi yang belum lahir. Ciri-ciri utamanya yakni pertumbuhan janin lambat.

Kondisi tersebut dipengaruhi minimnya pasokan darah yang melalui plasenta.

Dampaknya, bayi kekurangan oksigen dan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembangnya.

Jika ibu hamil mengalami beberapa tanda preeklamsia di atas, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.

Penanganan preeklamsia yang cepat bisa mencegah komplikasi serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau