Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gejala Demam Scarlet yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 13/01/2021, 18:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Demam scarlet adalah penyakit akibat bakteri yang berkembang pada beberapa orang yang menderita radang tenggorokan.

Juga dikenal sebagai sarlatina, demam scarlet memiliki ruam merah cerah yang menutupi sebagian besar tubuh.

Demam scarlet hampir selalu disertai dengan sakit tenggorokan dan demam tinggi.

Baca juga: 8 Gejala Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Diwaspadai

Demam ini paling sering terjadi pada anak-anak usia 5 sampai 15 tahun.

Meskipun demam scarlet pernah dianggap sebagai penyakit masa kanak-kanak yang serius, pengobatan antibiotik telah membuatnya kurang mengancam.

Namun, jika tidak ditangani, demam berdarah dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius yang memengaruhi jantung, ginjal, dan bagian tubuh lainnya.

Melansir Health Line, dalam kebanyakan kasus, ruam dan gejala demam scarlet akan hilang dalam waktu sekitar 10 hari hingga 2 minggu dengan pengobatan antibiotik.

Tapi, demam scarlet dapat menyebabkan komplikasi yang serius.

Ini bisa termasuk:

  • Demam rematik yang bisa memengaruhi jantung, sistem saraf, sendi, hingga kulit
  • Penyakit ginjal (glomerulonefritis)
  • Infeksi telinga
  • Abses tenggorokan
  • Radang paru-paru atau pneumonia
  • Radang sendi

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat

Infeksi telinga, abses tenggorokan, dan pneumonia dapat dihindari jika demam scarlet segera diobati dengan antibiotik yang tepat.

Sedangkan komplikasi lain diketahui sebagai hasil dari respons kekebalan tubuh terhadap infeksi daripada bakteri itu sendiri.

Oleh sebab itu, maka penting mengenal beragam gejala demam scarlet sebagai langkah deteksi dini adanya penyakit ini.

Gejala demam scarlet

Merangkum Mayo Clinic, tanda dan gejala yang mengarah pada kondisi demam scarlert di antaranya, meliputi:

1. Ruam merah

Ruam merah yang muncul pada demam scarlet dapat terlihat seperti terbakar sinar matahari dan terasa seperti amplas atau kasar.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau