KOMPAS.com - Nasi adalah makanan pokok di beberapa negara dunia. Salah satunya Indonesia.
Ya, tak jarang orang Indonesia menyebut belum makan jika tidak mengonsumsi nasi.
Tak hanya orang Indonesia saja, hampir separuh orang di bumi mendapatkan 50 persen asupan kalori untuk tubuhnya dari nasi.
Baca juga: Nasi atau Roti, Mana yang Lebih Sehat?
Nasi berasal dari padi, tanaman yang sudah dibudidayakan selama lebih dari 8.000 tahun.
Ada banyak varietas padi yang beredar, yang artinya juga ada banyak jenis nasi di dunia ini. Ada nasi merah, nasi hitam, nasi ungu, dan yang paling umum adalah nasi putih.
Nasi merah memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada nasi putih. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan nutrisi yang lebih maksimal, mengonsumsi nasi merah lebih baik daripada nasi putih.
Walaupun nasi merah dianggap lebih baik daripada nasi putih, bukan berarti nasi putih tidak memiliki nutrisi yang baik.
Wanita yang sedang hamil dapat mengonsumsi nasi putih untuk mendapat kandungan ekstra folat.
Nasi putih juga cocok untuk diet rendah serat atau orang dewasa yang mengalami mual. Alasannya, nasi putih lebih mudah dicerna dan tidak memicu gejala tidak nyaman saat mengonsumsi:
Nasi merah dapat membantu penderita diabetes mengontrol gula darahnya.
Memiliki indeks glikemik 64, nasi putih dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.
Sebaliknya, nasi merah memiliki indeks glikemik 55. Dengan begitu, konsumsi nasi merah lebih cocok dalam proses pengendalian diabetes.
Baca juga: Mengapa Nasi Putih Bisa Memicu Diabetes?
Biji-bijian utuh seperti beras merah mengandung lebih banyak serat daripada makanan olahan.
Serat dapat menurunkan kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Karena serat membuat Anda merasa kenyang sehingga lebih mudah membuat Anda menjaga berat badan.
Selain itu, beras merah mengandung beberapa vitamin dan mineral yang membantu darah mengangkut oksigen dan menjalankan fungsi vital lainnya.
Beras merah mengandung tiga jenis fenolat yang berbeda, yaitu antioksidan yang terkandung secara alami pada tumbuhan.
Antioksidan dapat mengurangi risiko kanker dengan menjaga radikal bebas tidak merusak sel.
Jumlah fenolat di nasi putih jauh lebih sedikit daripada nasi merah. Hal ini disebabkan karena hilangnya fenolat selama proses pengolahan padi dan beras.
Serat tidak larut yang dimiliki nasi merah memberikan efek bagus pada gerakan usus yang teratur.
Baca juga: Sumber Karbohidrat Selain Nasi dari Pangan Lokal
Saat gerakan usus baik, maka terjadi pengurangan risiko wasir dan meningkatkan kesehatan usus.
Nasi putih adalah sumber energi terbaik karena kandungan tinggi karbohidrat dan rendah serat.
Bagi Anda yang membutuhkan energi dalam jumlah besar setiap harinya, maka nasi putih adalah pilihan terbaiknya.
Dengan berbagai manfaat nasi tadi bukan berarti nasi tidak memiliki dampak buruk.
Nasi adalah salah satu pemicu paling umum dari FPIES (Food Protein-Induced Enterocolitis Syndrome). Sindrom ini hampir mirip alergi.
FPIES ini biasanya terjadi pada bayi dan anak kecil. Fungsi pencernaan akan terganggu bila terserang sindrom. Nasi dipercaya jadi salah satu penyebabnya.
Dampak buruk lain dari nasi adalah kandungan arsen, bahan kimia beracun dalam biji-bijian.
Arsenik ini sebenarnya kandungan alami tanah. Sayangnya penggunaan pupuk dan pestisida membuat kandungan arsenik jadi meningkat drastis.
Baca juga: 7 Makanan Pengganti Nasi untuk Diet Sehat
Padi adalah tanaman biji-bijian yang paling berisiko memiliki kandungan arsen tinggi karena ditanam di air.
Apabila arsen ini masuk ke tubuh maka beberapa organ vital tubuh akan terganggu.
Untuk mengatasi dampak buruk nasi, kuncinya ada di cara memasak dan porsi konsumsinya. Konsultasikan konsumsi nasi Anda dengan ahli gizi atau dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.