KOMPAS.com - Croup atau infeksi saluran pernapasan atas seringkali menyerang anak-anak, terutama saat cuaca sedang dingin.
Gejala yang terjadi akibat croup bisa berlangsung selama lima hingga enak hari, tergantung tingkat keparahan infeksinya.
Croup juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti infeksi telinga, gangguan pernapasan, atau pneumonia.
Baca juga: 4 Manfaat Belanja untuk Kesehatan Mental
Croup juga sering terjadi akibat infeksi virus seperti parainfluenza dan adenovirus, tetapi terkadang disebabkan oleh bakteri.
Infeksi ini menyebabkan saluran udara bagian atas membengkak, sehingga sulit bernapas.
Menurut dokter anak Kimberly Giuliani, croup pada anak-anak biasanya dimulai dengan gejala flu ringan.
Setelah itu, infeksi akan memicu suara serak yang mirip dengan radang tenggorokan.
Pada kasus yang serius, croup bisa mengi atau suara saat bernapas, serak, dan bergetar saat menarik napas. Kondisi ini disebut stridor.
Croup juga bisa memicu batul yang lebih dalam dan terdengarseperti batuk basah atau berlendir.
"Batuk yang terjadi karena croup sangat berbeda dari batuk yang disebabkan penyakit lainnya," kata Giuliano.
Kabar baiknya, croup bisa diatasi dengan metode pengobatan rumahan yang mudah.
Orangtua bisa meminta anak menghirup uap dari air panas.
"Menghirup udara lembab atau uap air panas dapat membantu melegakan pernapasan," kata Dr. Giuliano.
Trik lain untuk meredakan masalah pernapasan akibat croup adalah dengan membawa anak Anda keluar ke udara dingin atau meletakkan wajah anak di depan lemari es yang terbuka.
Pengobatan rumahan ini akan meredakan gejala dalam beberapa menit.
Baca juga: Kapan Saat yang Tepat Memberikan Makanan Padat Pada Bayi?