Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Istilah Covid-19 yang Perlu Diketahui, Jangan Salah Kaprah

Kompas.com - 06/02/2021, 10:10 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, terdapat banyak istilah medis yang digunakan untuk menunjukkan kondisi seseorang yang kemungkinan terpapar virus corona jenis SARS-CoV-2.

Istilah tersebut antara lain ODP, PDP, OTG, kasus suspek, kasus probable, kontak erat, sampai kasus konfirmasi.

Di masa awal pandemi, Kementerian Kesehatan menggunakan istilah ODP, PDP, OTG, dan kasus konfirmasi.

Baca juga: Suntik Vaksin Bukan Berarti Bebas Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Namun, merujuk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, istilah tersebut tak lagi digunakan sejak 13 Juli 2020.

Pemerintah secara resmi mengganti istilah tersebut menjadi kasus suspek, kasus probable, kontak erat, dan kasus konfirmasi.

Berikut masing-masing penjelasan istilah terkait Covid-19 yang perlu Anda ketahui:

1. ODP (Orang dalam Pemantauan)

Melansir Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan, ODP adalah orang yang mengalami gejala umum Covid-19.

Antara lain demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius); mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek, sakit tenggorokan, atau batuk; dan pernah berada di tempat dengan kasus transmisi lokal Covid-19.

Selain itu, ODP juga termasuk orang yang mengalami gejala pilek, sakit tenggorokan, atau batuk, dan dalam rentang waktu 14 hari sebelum gejala muncul pernah kontak dengan penderita Covid-19.

Baca juga: Radang Tenggorokan dan Gejala Virus Corona

2. PDP (Pasien dalam Pengawasan)

PDP adalah orang yang mengalami gejala infeksi saluran pernapasan seperti demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, atau pneumonia, serta pernah berada di tempat dengan kasus transmisi lokal Covid-19.

PDP juga termasuk orang yang mengalami demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, atau pneumonia, dan dalam rentang waktu 14 hari sebelum gejala muncul pernah kontak dengan penderita Covid-19.

Selain itu, PDP termasuk orang dengan gangguan infeksi saluran pernapasan atas dan pneumonia parah, yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit pernapasan.

Baca juga: 4 Alasan Perlu Pakai Masker Meski Sudah Mendapatkan Vaksin Covid-19

3. OTG (Orang Tanpa Gejala)

OTG adalah orang yang tidak mengalami gejala khas Covid-19, tapi berisiko besar menularkan virus corona.

OTG juga termasuk orang yang pernah melakukan kontak fisik atau berada di ruangan dalam jarak satu meter dengan penderita Covid-19 atau PDP.

4. Kasus suspek

Kasus suspek adalah istilah yang sebelumnya merujuk pada PDP.

Seseorang termasuk kasus suspek apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan (demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia), dan dalam rentang waktu dua minggu sebelum gejala muncul berada di tempat dengan kasus transmisi lokal Covid-19.

Kasus suspek termasuk orang yang mengalami salah satu gejala infeksi saluran pernapasan akut, dan dalam rentang waktu 14 hari sebelum gejala muncul pernah kontak fisik atau berada dalam satu ruangan dengan jarak satu meter dengan penderita Covid-19 atau probable Covid-19.

Selain itu, kasus suspek juga termasuk orang dengan infeksi saluran pernapasan atas atau pneumonia berat, dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Baca juga: Berbagai Gejala Tak Umum Covid 19 yang Jarang Diketahui

5. Kasus probable

Kasus probable adalah kasus suspek meninggal dunia dalam kondisi infeksi saluran pernapasan akut berat, dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19, tapi belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

6. Kasus konfirmasi

Kasus konfirmasi adalah seseorang yang telat dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 menurut hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Terdapat dua jenis kasus konformasi, yakni:

  • Kasus konfirmasi dengan gejala atau simptomatik
  • Kasus konfirmasi tanpa gejala atau asimptomatik (sebelumnya menggunakan istilah OTG)

Baca juga: Long Hauler Covid, Gejala Covid19 yang Tak Kunjung Sembuh

7. Kontak erat

Kontak erat adalah istilah yang sebelumnya merujuk pada ODP. Seseorang termasuk kriteria kontak erat apabila pernah kontak dengan kasus probable atau penderita Covid-19.

Riwayat kontak yang dimaksud termasuk:

  • Kontak tatap muka atau berdekatan dalam radius satu meter, selama minimal 15 menit
  • Bersentuhan fisik langsung seperti bersalaman, pegangan tangan, dll
  • Orang yang merawat kasus probable atau penderita Covid-19 tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) standar medis

Selain kriteria di atas, tim penyelidikan epidemiologi juga dapat memberikan penilaian risiko yang mengindikasikan seseorang termasuk kontak erat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau