Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2021, 09:02 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, banyak pihak mengklaim bahwa beberapa ramuan herbal dapat menyembuhkan Covid-19.

Salah satunya adalah ramuan herbal yang resepnya tersebar melalui pesan singkat WhatsApp.

Dalam pesan tersebut dikatakan bahwa campuran air kelapa, air jeruk nipis, madu, dan gara, dapat menyembuhkan Covid-19.

Informasi mengenai ramuan herbal yang dapat menyembuhkan Covid-19 ini bukanlah yang pertama kali.

Sebelumnya banyak beredar beberapa tanaman, seperti bawang putih, brotowali, temulawak, disebut-sebut dapat menyembuhkan Covid-19.

Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Informasi tersebut biasanya beredar melalui pesan berantai WhatsApp atau media sosial.

Lalu, apakah informasi tersebut benar?

Dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp pada Rabu (23/6), Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum, mengatakan bahwa sampai saat ini klaim ramuan herbal dapat menyembuhkan Covid-19 tidak ada bukti ilmiah.

Menurutnya, sampai saat ini hal yang terbukti mencegah Covid-19 hanya pemberlakuan protokol kesehatan secara baik dan disiplin.

“Sampai saat ini, hanya protokol kesehatan 5M yang terbukti dapat mencegah Covid-19. Bukan yang lain,” jelasnya.

Adapun beberapa protokol kesehatan yang ia sarankan adalah sebagai berikut.

  • Memakai masker secara benar
  • Mencuci tangan dengan sabun secara benar
  • Menjaga jarak fisik 1 hingga 2 meter, termasuk saat antre
  • Menghindari kerumunan
  • Membatasi mobilitas

Baca juga: 13 Gejala Covid-19 pada Anak yang Harus Diwaspadai

Anjuran untuk menaati protokol kesehatan ini harus dilakukan oleh semua pihak, dari pembuat kebijakan sampai masyarakat umum.

“Setiap individu bisa menjadi agen perubahan menuntaskan pandemi jika protokol kesehatan benar-benar dijalankan, berlaku mulai dari pembuat kebijakan sampai masyarakat umum,” terangnya lebih lanjut.

Tidak hanya itu, dr. Tan juga mengingatkan bahwa orang yang divaksin pun masih bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan menularkannya kepada orang lain, termasuk anak-anak.

Padahal, sampai saat ini, belum ada vaksin untuk anak-anak dan bayi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com