KOMPAS.com - Sejak awal pandemi virus corona baru, para peneliti telah berjuang untuk mencari cara untuk menghentikan penyebaran SARS-CoV-2.
Satu gagasan yang telah diteliti sepanjang tahun 2020 dan hingga 2021 adalah bahwa virus dapat dibunuh – atau, paling tidak, diperlambat – dengan obat kumur yang dijual bebas.
Merangkum dari Healthline, obat kumur memang dapat memecah atau bahkan menghancurkan selubung virus.
Namun, tidak ada penelitian yang komprehensif untuk mendukung obat kumur sebagai alat yang efektif untuk memerangi Covid-19.
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Saturasi Oksigen Penderita Covid-19 dengan Proning
Tenggorokan dan kelenjar ludah dikenal sebagai titik panas untuk reproduksi virus, tetapi bukan merupakan target utama infeksi.
Meskipun beberapa penelitian telah menemukan bahwa obat kumur tertentu dapat menghancurkan virus, hasil ini hanya ditemukan pada orang yang tidak terinfeksi virus dalam waktu yang lama.
Studi lain berjudul “Lowering the transmission and spread of human coronavirus” mengonfirmasi bahwa beberapa obat kumur dapat mengurangi tingkat virus dalam air liur, tetapi hasil ini benar-benar hanya diamati ketika obat kumur digunakan selama lebih dari 30 detik.
Dengan demikian, meskipun obat kumur dapat membantu menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi virus SARS-CoV-2, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa obat kumur efektif untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
Baca juga: Obat Terapi Covid-19 untuk Isolasi Mandiri
Selain itu, tidak ada bukti bahwa itu efektif untuk mengobati infeksi aktif.
Para pakar kesehatan pun menyatakan bahwa sejauh initidak ada strategi pencegahan yang efektif selain menerapkan protokol kesehatan.
Adapun, protokol kesehatan tersebut adalah sebagai berikut.