Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 31/08/2021, 09:20 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comMSG adalah singkatan dari monosodium glutamat.

Bahan ini adalah aditif makanan umum yang digunakan untuk meningkatkan rasa.

Melansir dari Healthline, MSG berasal dari asam amino glutamat, atau asam glutamat, yang merupakan salah satu asam amino paling melimpah di alam.

Asam glutamat adalah asam amino non-esensial, artinya tubuh juga dapat memproduksinya.

Secara kimiawi, MSG adalah bubuk kristal putih yang menyerupai garam meja atau gula.

MSG menggabungkan natrium dan asam glutamat, yang dikenal sebagai garam natrium.

Asam glutamat dalam MSG dibuat dengan memfermentasi pati, tetapi tidak ada perbedaan kimia antara asam glutamat dalam MSG dan dalam makanan alami.

Namun, asam glutamat dalam MSG mungkin lebih mudah diserap karena tidak terikat di dalam molekul protein besar yang perlu dipecah oleh tubuh.

Baca juga: 4 Makanan untuk Penderita Tekanan Darah Rendah

MSG meningkatkan rasa gurih dan umami dari makanan. Umami adalah rasa dasar kelima, bersama dengan asin, asam, pahit, dan manis.

Asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak.

Ini adalah neurotransmitter rangsang, artinya merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.

MSG aman dikonsumsi

Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa MSG memiliki dampak bagi kesehatan.

Penelitian mengenai dampak negatif MSG muncul pada tahun 1969.

Dalam penelitian tersebut, MSG disuntikkan dalam dosis besar ke tikus yang baru lahir.

Hal ini menyebabkan efek nerologis tertentu meskipun akhirnya penelitian ini dibantah.

Berbagai ulasan yang dilakukan tidak melihat adanya bukti kuat bahwa MSG dapat memicu efek neurologis tertentu.

Sebab, glutamat hampir tidak memengaruhi otak karena tidak melewati sawar darah otak dalam jumlah besar.

Dengan demikian, MSG pun aman dikonsumsi dalam jumlah wajar.

Orang yang sensitif MSG

Meski demikian, ada beberapa orang yang sensitif terhadap MSG.

Sebuah ulasan tahun 2019 berjudul "A review of the alleged health hazards of monosodium glutamate" menyebutkan bahwa beberapa orang telah melaporkan hipersensitif terhadap MSG.

Selain itu, melansir dari Medical News Today, Pusat Alergi dan Sinus New York telah menyatakan bahwa beberapa orang yang sensitif terhadap MSG melaporkan beberapa gejala berikut:

  • kembung
  • gas
  • diare
  • sakit kepala
  • sakit perut
  • kulit kesemutan

Namun, beberapa gejala tersebut berdasarkan laporan dari masyarakat sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang sensitivitas MSG.

Meskipun demikian, jika seseorang merasa sensitif terhadap MSG atau merasakan gejala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, sebaiknya berhenti mengonsumsinya.

Baca juga: Benarkah Boba Tea Dapat Menyebabkan Kanker?

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau