KOMPAS.com - Garam Himalaya adalah jenis garam yang secara alami berwarna merah muda yang diekstraksi dari Tambang Garam Khewra, tepatnya di dekat Himalaya di Pakistan.
Tambang Garam Khewra adalah salah satu tambang garam tertua dan terbesar di dunia.
Melansir dari Healthline, garam Himalaya yang dipanen dari tambang ini diyakini telah terbentuk jutaan tahun yang lalu dari penguapan badan air purba.
Garam diekstraksi dengan tangan dan diproses secara minimal untuk menghasilkan produk murni yang bebas aditif dan dianggap jauh lebih alami daripada garam meja.
Seperti garam meja, garam Himalaya sebagian besar terdiri dari natrium klorida.
Baca juga: 7 Manfaat Kumur dengan Air Garam untuk Kesehatan
Namun, proses pemanenan alami memungkinkan garam Himalaya merah muda memiliki banyak mineral dan elemen lain yang tidak ditemukan dalam garam meja biasa.
Beberapa orang memperkirakan garam Himalaya mengandung hingga 84 mineral dan elemen yang berbeda.
Faktanya, mineral inilah, terutama zat besi, yang memberikan warna merah jambu yang khas.
Untuk alasan ini, garam Himalaya sering dianggap jauh lebih sehat daripada garam meja biasa.
Namun, sedikit penelitian tentang garam Himalaya merah muda ada, dan orang lain bersikeras bahwa klaim kesehatan yang luar biasa ini tidak lebih dari spekulasi.
Baik garam meja maupun garam Himalaya, sebagian besar terdiri dari natrium klorida, tetapi garam Himalaya memiliki hingga 84 mineral dan elemen lainnya.
Ini termasuk mineral umum, seperti kalium dan kalsium, serta mineral yang kurang dikenal, seperti strontium dan molybdenum.
Satu studi berjudul “Comparison of Salty Taste and Time Intensity of Sea and Land Salts from Around The World” menganalisis kandungan mineral dari berbagai jenis garam, termasuk garam Himalaya merah muda dan garam meja biasa.
Hasilnya, garam meja mungkin memiliki lebih banyak natrium, tetapi garam Himalaya merah muda mengandung lebih banyak kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.
Namun, jumlah mineral dalam garam Himalaya sangat kecil.