Jika tidak yakin dengan hasil teknik pelekatan, kata Anindya, konselor menyebut ibu menyusui dengan masalah iverted nipple bisa melakukan siasat dengan menarik puting menggunakan spuit yang dipotong ujungnya lalu dibalik. Tapi, dia didingatkan bahwa hisapan bayi adalah cara paling ampuh menarik puting payudara ibu. Semakin sering dihisap bayi, maka puting diyakini akan semakin tertarik keluar.
Anindya menyebut, konselor menyusui menekankan bahwa penerapan teknik pelekatan mulut bayi yang benar pada payudara dan kenyamanan ibu yang diperoleh pada saat menyusui diyakini akan memperlancar proses menyusui.
“Saya sangat terbantu dengan ada layanan koseling dari AIMI. Setelah mendapatkan penjelasan dari konselor, saya jadi bersemangat lagi untuk memberi ASI. Konselor memberikan penjelasan dengan gambar-gambar juga, sehingga lebih mudah untuk dipahami,” jelas dia.
Beda cerita dialami oleh Siti Solekhah, 36, ibu menyusui asal RT 005/RW 008 Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo. Di tengah pandemi, dia menghadapi masalah produksi ASI yang dirasa kurang maskimal bagi putri ketiganya yang lahir pada Juni 2021.
Siti menyadari bahwa selama ini lebih sering makan seadanya atau kurang menjaga pola makan. Ini terpaksa dilakukan dia karena menyesuaikan dengan pandapatan sang suami yang berkurang akibat pandemi.
Siti bercerita jika suaminya bekerja sebagai karyawan bagian marketing di sebuah perusahaan distributor tisu di Solo. Akibat sekolah-sekolah dan banyak kantor tutup selama pandemi, sang suami kehilangan banyak permintaan pembelian. Alhasil, suaminya kesulitan lagi meraih bonus penghasilan dan hanya bisa menerima gaji pokok yang nominalnya pas-pasan.
Selain pola makan, Siti menduga produksi ASI-nya bisa kurang maksimal karena disebabkan oleh faktor pikiran. Dia mengaku kurang tenang belakangan ini karena memang harus memikirkan kebutuhan rumah tangga yang belum bisa terpenuhi.
Siti pun merasa bertuntung dalam situasi sulit ini, dirinya mendapat cukup dukungan morel maupun materiel dari beberapa tetangga dan pengurus Pos pelayanan terpadu (Posyandu) RW. Dia di antaranya mendapat bantuan makanan bergizi untuk mendukung produksi ASI.
“Dukungan dari luar sangat berarti bagi saya. Saya sendiri ingin rasanya bisa memberikan ASI secara optimal untuk anak, tapi memang terkadang ada saja tantangannya,” jelas dia.
Baca juga: Ancaman Anak Kerdil Kala Pandemi…
Saat dimintai tanggapan, konselor menyusui dari AIMI Solo yang juga menjabat sebagai wakil ketua di oganisasi tersebut, Shinta Normala, menyampaikan layanan konseling menyusui online merupakan inovasi yang dilakukan AIMI Solo menindaklanjuti situasi pandemi. Sebelum pandemi, AIMI Solo hampir selalu membuka layanan konseling menyusui dengan tatap muka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.