Hal ini bisa terjadi karena kita terlalu panik dan stres, tidak mengobati masalah kesehatan mental yang sedang dialami, atau bahkan mendapatkan pengobatan yang salah.
Setiap masalah kesehatan mental memiliki penanganan tersendiri. Ada yang bisa diatasi dengan terapi, ada pula yang membutuhkan obat-obatan tertentu.
Kelemahan dari self-diagnose adalah kita tidak benar-benar tahu penanganan yang tepat untuk masalah kesehatan mental yang dialami.
Baca juga: Jet Lag
Saat kita melakukan self-diagnose, kita jadi tidak tahu sebenarnya penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang dialami.
Kita hanyamenduga-duga hal yang belum tentu kebenarannya. Hal ini merupakan masalah. Sebab, kita tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Biasanya, seseorang akan menyimpulkan hal terburuk saat melakukan self-diagnose. Tetapi, ternyata hal kebalikannya juga berlaku.
Tak jarang ada orang yang memilih untuk menyangkal gangguan kesehatan mental yang sedang dialami.
Mereka umumnya merasa masalah kesehatan mental yang ia alami tidak terlalu parah. Ia berpikir, ah, bukan hal penting, kok. Masalah ini nggak terlalu parah.
Padahal, denial tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab bisa jadi masalah kesehatan mental yang dimiliki membutuhkan penanganan segera agar tidak semakin parah.
Setelah googling masalah kesehatan mental yang dialami, kita jadi merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke psikolog.
Sebab, kita berpikir bahwa kamu bisa tahu gejala yang dialami tanpa bantuan ahli. Jika terlalu sering dilakukan, self-diagnose bisa memunculkan trust issue kepada psikolog dan psikiater.
Hal ini dapat terjadi karena kamu sudah terlalu percaya diagnosis yang kita dapat dari internet. Kita jadi cenderung mempercayai internet, bukan para ahli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.