Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pentingnya Segera Pergi ke Rumah Sakit Saat Curiga Mengalami Gejala Stroke

Kompas.com - 28/08/2021, 11:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Tanpa pasokan darah, otak menjadi tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel pada sebagian otak bisa mati.

Kondisi ini dapat menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak bisa berfungsi dengan baik.

Ketua Indonesia Stroke Society (ISS) yang juga merupakan dokter spesialis saraf, dr. Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, menjelaskan stroke merupakan kondisi gawat darurat medis yang perlu ditangani sesegera mungkin.

Menurut dia, pasien stroke harus menerima perawatan dan pengobatan yang efektif dalam waktu 0-4,5 jam setelah serangan stroke atau dikenal juga sebagai periode golden hour.

Apabila terlambat ditangani, pasien stroke bisa mengalami dampak yang serius seperti cacat permanen atau bahkan kematian.

Sayangnya, dia menilai, pengetahuan masyarakat Indonesia tentang pentingnya mendapatkan perawatan dan pengobatan stroke yang tepat masih terbilang rendah.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Litbangkes Kemenkes RI, stroke telah menjadi penyebab kematian tertinggi dengan angka kematian 193,9/100.000 orang per tahun.

“Di dunia, penyakit jantung menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi. Sementara, di Indonesia adalah stroke. Ini harus menjadi keprihatinan semua. Stoke sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan tepat,” jelas dr. Adin saat hadir menjadi pembicara dalam acara peluncuran aplikasi Fast Resque secara daring, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Beda Gejala Serangan Jantung dan Stroke, Jangan Keliru

Faktor risiko stroke

dr. Adin memprediksi penyakit stroke masih akan menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. Ini karena prevelensi kasus yang bisa menjadi faktor risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes terdeteksi masih tinggi, bahkan angkanya cenderung naik.

Dia mengingatkan bahwa ada banyak hal yang bisa masyarakat lakukan untuk dapat mencegah stroke.

Menurut dia, faktor risiko stroke berupa usia yang semakin tua, ras, dan genetik atau riwayat keluarga memang tak bisa diubah.

Tapi, faktor risiko stroke terkait gaya hidup bagaimanapun dapat disiasati.

“Gaya hidup sehat harus kita upayakan. Kurangi makan fast food. Jangan karena sekarang serba online, makannya fast food terus. Gaya hidup stres tinggi dan jarang olahraga juga perlu diperbaiki,” jelas dia.

Baca juga: 10 Faktor Risiko Stroke yang Harus Diwaspadai

Gejala stroke

dr. Adin menyampaikan beberapa gejala stroke yang penting dikenali oleh masyarakat.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau