KOMPAS.com - Pusar adalah cekungan di tengah dinding perut bekas tempat tali pusar yang menghubungkan perut dengan ari-ari ketika bayi baru lahir.
Pusar kemudian jadi bagian tubuh di mana kuman bisa terperangkap dan berkembang biak.
Menumpuknya kuman di pusar dapat menyebabkan infeksi, yang kemudian membuat pusar menjadi berair.
Baca juga: Pusar Menonjol Selama Kehamilan Bisa Jadi Gejala Penyakit
Cairan yang keluar dapat bervariasi, bisa berwarna putih, kuning, coklat, atau bahkan berdarah.
Cairan tersebut umumnya memiliki bau yang tidak sedap.
Ada beberapa penyebab umum yang membuat pusar berair, di antaranya:
Jarang membersihkan pusar dapat membuat bakteri berbahaya mengalahkan bakteri yang bermanfaat dan menyebabkan infeksi.
Menurut PLOS One, pusar rata-rata mengandung 67 jenis bakteri yang berbeda, beberapa berbahaya dan beberapa bermanfaat.
Faktor risiko umum untuk infeksi bakteri adalah melalui tindik pusar.
Luka terbuka seperti tindik adalah cara ideal bagi bakteri untuk masuk ke bawah kulit dan menyebabkan infeksi.
Beberapa operasi perut, seperti perbaikan hernia, terkadang membuat akan membuat nanah mengalir dari pusar.
Apabila kondisi ini terjadi, segera hubungi layanan kesehatan.
Baca juga: WHO Sarankan Tunggu Semenit untuk Potong Tali Pusar Bayi Prematur
Ketika kista terinfeksi dan bocor, cairan kental berwarna putih hingga kuning akan keluar.
Kotoran akan berbau busuk, dan kista itu sendiri bisa bengkak, berubah kemerahan, dan membuat nyeri.
Kondisi seperti diabetes dapat membuat seseorang berisiko mengalami keluarnya cairan dari pusar pada waktu-waktu tertentu.
Penting bagi orang yang mengalami pusar berair untuk menemui dokter.
Keluarnya cairan dari pusar yang disebabkan oleh infeksi perlu dianalisis oleh dokter sesegera mungkin.
Melansir Healthline, tanda-tanda infeksi di antaranya:
Bahkan jika penyebabnya diketahui, diagnosis yang tepat sangat penting untuk mengobati pusar berair.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Pusar Bayi Baru Lahir Harus Ditempel Koin?
Mendiagnosis pusar berair melibatkan pemeriksaan fisik, dokter akan menilai kondisi gejala yang dimiliki pengidap.
Dalam beberapa kondisi, dokter akan mengambil sampel cairan atau sel-sel kulit dari pusar untuk dianalisis lebih lanjut.
Penyebab pusar berair akan menentukan pengobatan yang tepat.
Melansir Medical news today, ada beberapa pengobatan karena infeksi dan kista yang umum dilakukan, di antaranya:
Jaga agar kulit pusar tetap bersih dan kering.
Gunakan bubuk atau krim antijamur untuk membersihkan infeksi jamur.
Untuk infeksi bakteri, dokter akan merekomendasikan penggunaan salep antibiotik.
Beberapa infeksi mungkin memerlukan pengobatan antibiotik oral, sayatan dan drainase kista, atau keduanya.
Jika menderita diabetes, konsultasikan dengan ahli endokrin untuk memastikan gula darah aman.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: 5 Rahasia Pusar yang Mungkin Tidak Anda Tahu
Pengobatan karena kista biasanya lebih kompleks.
Langkah pertama adalah mengobati infeksi itu sendiri, biasanya dengan antibiotik.
Kista kemungkinan juga perlu dikeringkan sepenuhnya.
Karena kista biasanya dapat kembali kecuali akarnya dihilangkan, dokter biasanya merekomendasikan operasi laparoskopi atau laser untuk mengangkat seluruh kista.
Melansir Healthline, Untuk menjaga pusar Anda tetap sehat dan untuk membantu mencegah infeksi:
Kondisi pusar berair harus selalu didiagnosis oleh dokter.
Penyembuhan untuk setiap kasus pusar berair tergantung pada seberapa baik rencana perawatan diikuti seberapa baik pengidap merawat pusarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.