Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Lakukan Diet, Pahami 4 Prinsip Penting Ini

Kompas.com - 13/09/2021, 10:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Ariska Puspita Anggraini

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Diet yang dilakukan Ivan Gunawan cukup menarik perhatian akhir-akhir ini.

Bagaimana tidak, dirinya diketahui berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 18 kilogram dalam waktu satu bulan, bahkan kini hampir mencapai 25 kilogram.

Tak heran, artis yang kerap disapa Igun ini mendapat banyak pujian dari rekan selebritas tanah air dan  warganet.

Bagi Anda yang tertarik ingin menurunkan berat badan seperti Ivan Gunawan, ada banyak metode diet yang bisa Anda terapkan.

Namun, Anda tak bisa sembarangan melakukan diet tertentu tanpa mengetahui apa yang menjadi alasan melakukan diet, serta tujuan dari diet tersebut.

Anda juga perlu memahami prinsip penting dalam diet sebelum benar-benar melakukannya. apa saja prinsip penting dalam diet? Berikut penjelasan dari pakar:

Baca juga: Kesemutan

Prinsip Penting dalam Diet

Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum mengatakan bahwa ada beberapa prinsip penting yang wajib kita pahami sebelum melakukan diet. Berikut prinsip penting tersebut:

1. Pentingnya Makan dengan Benar

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com (6/9), dr Tan mengatakan bahwa makan dengan benar sebenarnya lebih penting daripada diet.

Problem-nya adalah jangan lakukan diet kalau bisa makan yang benar,” kata Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum. selaku Ahli Gizi, saat diwawancarai Kompas.com (6/9).

Menurut dr. Tan, makan yang benar adalah ketika seseorang tidak menghilangkan salah satu komponen utama dari sumber bahan makanan, yang terdiri dari:

  • karbohidrat
  • protein
  • lemak
  • sayur dan buah

Jika salah satu komponen tersebut hilang maka akan menimbulkan masalah dan diet mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Konsumsi Sumber Pangan Sehat

Prinsip yang kedua yang disampaikan oleh dr. Tan adalah tidak menggantikan sumber bahan pangan yang sehat dengan produk.

Sumber bahan pangan yang sehat adalah bahan pangan yang asli dari alam, seperti telur, ikan, ayam, daging, tahu, dan tempa.

“Kalau misalnya telur, ayam, ikan, yang benar-benar produk bahan pangan alami itu lalu kemudian diganti dengan produk industri, shake misalnya, maka tentu ini akan menjadi masalah besar karena produk pangan digantikan menjadi produk ultra-proses atau PUP,” jelas dr. Tan.

Dia menerangkan, bahwa produk ultra-proses (PUP) merupakan produk-produk industri yang berpotensi menggantikan bahan pangan yang sesungguhnya.

Produk ultra-proses (PUP) yang juga dikenal dengan sebutan makanan ultra-proses, memiliki ciri-ciri di antaranya:

  • Mudah dikonsumsi
  • Dikemas dalam kemasan plastik, kaleng, atau kertas
  • Dipromosikan secara masif
  • Melalui banyak proses atau ekstrusi, meliputi pencampuran, pemasakan, pengadonan, penghancuran, pencetakan, dan pembentukan
  • Mengandung satu atau lebih bahan tambahan yang umumnya tidak digunakan di dapur rumah tangga, seperti kasein, laktosa, dan gula rafinasi
  • Mengandung zat aditif untuk meniru rasa dan tekstur produk pangan alami

Inilah yang menyebabkan produk ultra-proses tidak sehat bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi.

Proses pengolahan tingkat tinggi juga menyebabkan perubahan fisik dan kandungan dari produk pangan alami.

Melansir Healthline, berikut beberapa contoh makanan ultra-proses:

  • Minuman berenergi
  • Minuman bersoda
  • Makanan ringan dalam kemasan atau snack
  • Makanan kalengan
  • Sereal dalam kemasan
  • Sosis
  • Kornet

Baca juga: Penyakit Raynaud

3. Jadwal Makan

Pentingnya mengatur jadwal makan ketika melakukan diet atau dalam keseharian, berkaitan dengan kadar gula darah.

“Jadwal makan itu harus disesuaikan supaya kadar gula darah orang itu stabil,” ungkap dr. Tan.

Jika kadar gula darah tinggi maka akan meningkatkan nafsu makan seseorang karena tubuh tidak dapat menggunakan gula untuk membentuk energi sehingga menimbulkan rasa lapar.

Salah satu metode diet yang mengatur jam makan adalah intermittent fasting, yaitu pola makan yang menetapkan periode waktu untuk makan dan puasa.

Metode ini dilakukan dengan cara berpuasa selama 16 jam sehari dengan waktu makan 8 jam.

Metode ini mungkin cukup ampuh untuk menurunkan berat badan. Namun, metode ini dapat menyebabkan seseorang merasa lapar.

Rasa lapar ini akhirnya memicu seseorang berontak dan muncul yang disebut dengan cheating day.

“Akhirnya percuma aja Anda makan sehari cuman dua kali tetapi kemudian ketika pas lagi makan, yang nggak benernya muncul. Gorengannya-lah, makanan yang dibeli di luar, jadi percuma aja kan yang disebut dengan intermittent fasting,” pungkasnya.

4. Jangan Ikut-Ikutan

Banyaknya artis yang berhasil menurunkan berat badan dalam waktu yang relatif singkat menimbulkan keinginan untuk mencobanya.

Namun, apa yang dikonsumsi oleh mereka telah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi tubuh mereka dan dipantau oleh pakar gizi.

Sehingga, tidak menutup kemungkinan mereka dapat menurunkan sekian kilo dalam waktu yang relatif singkat.

“Turun sekian kilo itu tidak ada masalah ya karena kecukupan kalorinya juga dijaga, lalu kemudian cukup tidur, orang ini barangkali juga mendapat latihan-latihan beban, latihan olahraga, dan sebagainya,” ucap dr. Tan.

Maka dari itu, ada baiknya tidak meniru mentah-mentah metode diet yang dilakukan oleh artis karena kebutuhan mereka belum tentu sama dengan kebutuhan Anda.

Itulah empat prinsip penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan diet. Mengikuti trend boleh saja tetapi harus tetap disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

Jika ingin memperbaiki asupan tubuh atau memperbaiki pola makan, ada baiknya untuk mendapat pendampingan dari ahlinya agar diet tetap aman dan tidak menimbulkan efek jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com