Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2021, 07:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Syok neurogenik merupakan kondisi emergensi akibat tidak teraturnya sirkulasi darah yang menyebabkan tekanan darah secara drastis dan tiba-tiba.

Kondisi ini menjadi komplikasi fatal dari trauma atau cedera pada saraf sumsum tulang belakang.

Jika tidak segera ditangani, syok neurogenik dapat berakibat fatal, seperti kerusakan organ tubuh secara permanen, bahkan mengancam nyawa.

Baca juga: 4 Tahapan dan Gejala Syok Hipovolemik, Saat Volume Darah Turun

Penyebab

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, syok neurogenik sering disebabkan oleh cedera atau trauma pada sumsum tulang belakang.

Berdasarkan Mayo Clinic, akibat cedera atau trauma tersebut, kemungkinan tubuh akan kehilangan fungsi dan stimulasi sistem saraf simpatik yang berperan untuk mempertahankan fungsi tubuh selama aktivitas fisik, sehingga menyebabkan syok.

Selain itu, berikut beberapa faktor lain yang mengganggu saraf pada tulang belakang dan dapat menyebabkan syok neurogenik menurut Healthline, antara lain:

  • Kecelakaan berkendara
  • Cedera
  • Efek samping obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf otonom
  • Prosedur pembiusan yang tidak tepat di saraf tulang belakang
  • Kondisi medis tertentu

Gejala

Gejala utama dari kondisi ini adalah tekanan darah yang sangat rendah.

Melansir Healthline, berikut tanda-tanda atau gejala lain syok neurogenik berdasarkan tingkat keparahannya, meliputi:

Baca juga: 4 Jenis Syok yang Bisa Sebabkan Kematian

Gejala umum

  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Pingsan
  • Keringat yang berlebihan
  • Kecemasan
  • Kulit pucat

Gejala kronis

  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri dada
  • Kelemahan akibat sirkulasi darah tidak teratur
  • Irama jantung menjadi lebih lambat
  • Denyut nadi lemah
  • Bibir atau jari berubah warna
  • Suhu tubuh menurun

Perlu diingat bahwa syok neurogenik merupakan kondisi gawat darurat yang secepatnya membutuhkan penanganan dari tenaga medis.

Oleh karena itu, segera hubungi dokter dan pertolongan medis jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala di atas untuk menghindari masalah kesehatan yang lebih serius.

Baca juga: 8 Gejala Syok Septik yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Berdasarkan Healthline, berikut beberapa jenis pemeriksaan terhadap syok neurogenik yang kemungkinan akan Anda lakukan, yaitu:

  • Pemeriksaan fisik, mengetahui gejala tambahan dan memantau tekanan darah Anda
  • CT scan dan sinar-X, mendeteksi pendarahan internal atau kerusakan lain, dan mendiagnosis tingkat keparahan cedera jika Anda mengalaminya
  • MRI, membantu mendeteksi gangguan pada tulang belakang
  • Tes urine, mengukur volume urine dan membantu mendeteksi tanda-tanda infeksi

Perawatan

Perawatan bertujuan untuk menstabilkan kondisi syok dan mencegah cedera atau komplikasi lain yang fatal seperti kerusakan organ secara permanen.

Melansir Healthline, berikut langkah-langkah penanganan tenaga medis untuk mengatasi syok neurogenik:

  • Membatasi pergerakan tubuh, mencegah kerusakan lebih lanjut, contohnya seperti memasang collar neck pada leher
  • Memberikan cairan melalui infus, mengendalikan atau mengatur tekanan darah agar tetap dalam batas normal
  • Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah atau menjaga detak jantung agar tetap normal

Setelah kondisi Anda stabil, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan pengobatan yang sesuai dengan penyebab dari syok neurogenik.

Baca juga: Pendarahan Setelah Operasi: Ciri, Penyebab, Penanganan, Cara Mencegah

Pencegahan

Pada umumnya, seseorang yang sering beraktivitas berat atau memiliki kelainan pada tulang belakang dan persendian akan lebih berisiko mengalami kondisi ini.

Namun, melansir Mayo Clinic, cara utama untuk mencegah terjadinya syok neurogenik adalah dengan selalu mengutamakan keselamatan dalam beraktivitas.

Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya cedera pada tulang belakang yang dapat menyebabkan syok neurogenik.

Oleh karena itu selalu gunakan alat pengaman pada aktivitas yang membutuhkannya dan tetap berhati-hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com