Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2021, 18:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comMimisan sering terjadi pada anak-anak tetapi biasanya akan berhenti dengan sendirinya.

Namun, pendarahan yang persisten, berulang, atau sangat berat mungkin memerlukan perhatian medis.

Dokter menyebut mimisan sebagai epistaksis.

Sekitar 60 persen orang akan mengalami mimisan di beberapa titik selama hidup mereka.

Baca juga: 12 Penyebab Mimisan pada Orang Dewasa dan Cara Mengatasinya

 

Namun, pada umumnya mimisan terjadi pada anak-anak berusia antara 2 dan 10 tahun dan pada orang tua berusia 50 hingga 80 tahun.

Melansir dari Medical News Today, meskipun mimisan terkadang bisa mengkhawatirkan, hanya sekitar 10 persen kasus yang membutuhkan penanganan serius.

Penyebab mimisan

Ada beberapa penyebab umum di balik hidung berdarah anak.

  • Udara kering: penyebab paling umum mimisan pada anak-anak adalah udara kering yang mengiritasi dan mengeringkan selaput hidung.
  • Menggaruk: Ini adalah penyebab mimisan kedua yang paling umum. Mengiritasi hidung dengan menggaruk dapat mengekspos pembuluh darah yang rentan berdarah.
  • Trauma: Ketika seorang anak mendapat cedera pada hidung, itu bisa mulai mimisan. Sebagian besar tidak menjadi masalah, tetapi Anda harus mencari perawatan medis jika Anda tidak dapat menghentikan pendarahan setelah 10 menit atau Anda khawatir tentang cedera secara keseluruhan.
  • Pilek, alergi, atau infeksi sinus: Setiap penyakit yang mencakup gejala hidung tersumbat dan iritasi dapat menyebabkan mimisan.
  • Infeksi bakteri: Infeksi bakteri dapat menyebabkan area yang sakit, merah, dan berkerak pada kulit di dalam hidung dan di depan lubang hidung. Infeksi ini dapat menyebabkan perdarahan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, mimisan sering disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan pembekuan darah atau pembuluh darah abnormal.

Jika anak Anda mengalami mimisan yang tidak terkait dengan penyebab yang tercantum di atas, sampaikan kekhawatiran Anda ke dokter.

Baca juga: 12 Penyebab Mimisan pada Orang Dewasa dan Cara Mengatasinya

Penanganan mimisan pada anak

Jika menangani anak yang sedang mengalami mimisan di rumah, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut.

  • Mulailah dengan mendudukkan anak dan meyakinkan mereka. Mintalah mereka duduk tegak dan sedikit condong ke depan.
  • Jangan menyandarkan anak ke belakang atau membaringkannya karena ini dapat menyebabkan mereka menelan darah dan dapat menyebabkan batuk atau muntah.
  • Jepit ujung hidung anak dengan lembut di antara dua jari menggunakan tisu atau handuk bersih dan minta mereka bernapas melalui mulut.
  • Terus berikan tekanan selama sekitar 10 menit, bahkan jika pendarahan berhenti.
  • Jangan mengisi hidung anak dengan kain kasa atau tisu dan hindari menyemprotkan apa pun ke dalam hidung.

Namun, Anda harus berbicara dengan dokter apabila mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Mimisan tidak berhenti setelah 20 menit, terutama jika anak Anda mengalami cedera di kepala atau wajah. Cedera serius dapat mempengaruhi hidung atau tengkorak.
  • Ada benda yang tersangkut di hidung anak Anda.
  • Anak Anda memiliki gejala lain seperti pusing, sakit kepala , kelelahan, muntah, atau kesulitan bernapas. Ini bisa menunjukkan terlalu banyak kehilangan darah, atau darah menetes ke tenggorokan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau