Jadi sangat penting bagi ibu hamil untuk memberi tahu dokter obat mana yang hendak dipakai.
Melansir WebMD, tekanan darah yang sangat rendah juga bisa menjadi tanda komplikasi pada awal kehamilan, seperti kehamilan ektopik atau hamil di luar rahim.
Selama kehamilan, tekanan darah adalah tanda kesehatan ibu dan bayi.
Dokter akan menggunakan angka tersebut untuk membantu mendiagnosis masalah mendasar atau kemungkinan komplikasi.
Menurut American Heart Association, secara umum, orang dewasa dikatakan memiliki tekanan darah normal jika angkanya berada di atas 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg, termasuk pada wanita hamil.
Seorang dokter biasanya akan mendiagnosis tekanan darah rendah pada ibu hamil ketika pembacaannya berada di bawah angka 90/60 mmHg.
Selama 12 minggu pertama kehamilan, seorang wanita mungkin melihat penurunan tekanan darahnya.
Tekanan darah rendah ini akan sering tetap pada tingkat rendah selama trimester pertama dan kedua dan akan meningkat lagi selama trimester ketiga.
Baca juga: 13 Tahap Perkembangan Janin pada Trimester Ketiga
Dokter akan terus memantau tekanan darah pada hari-hari setelah kelahiran untuk mencari komplikasi pasca-kehamilan.
Sementara tekanan darah rendah biasanya tidak perlu dikhawatirkan, gejalanya mungkin mengganggu atau mengurangi kualitas hidup bagi beberapa ibu hamil, terutama jika belum pernah mengalaminya sebelumnya.
Gejala darah rendah antara lain bisa termasuk:
Bagi ibu hamil yang mengalami gejala yang mengganggu seperti ini harus melaporkannya ke dokter.
Baca juga: 15 Tahap Perkembangan Janin pada Trimester Kedua
Dokter bisa melakukan beberapa tes untuk memastikan bahwa tekanan darah rendah adalah penyebabnya dan bukan kondisi lain yang mendasarinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.