Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penderita Diabetes Sering Mengalami Gatal?

Kompas.com - 24/12/2021, 06:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Orang dengan diabetes cenderung mengalami kulit gatal lebih sering daripada mereka yang tidak menderita diabetes.

Rasa gatal yang terus-menerus dapat membuat tidak nyaman dan dapat menyebabkan garukan berlebihan, yang dapat menyebabkan infeksi, ketidaknyamanan, dan nyeri.

Gatal sering kali merupakan gejala polineuropati diabetik, yang merupakan kondisi yang berkembang ketika diabetes menyebabkan kerusakan saraf.

Kondisi kulit tertentu yang berkembang sebagai akibat diabetes juga dapat menyebabkan kulit gatal.

Seseorang dengan diabetes tidak boleh mengabaikan kulit yang gatal.

Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Harus Menghindari Rokok?

Kulit kering, teriritasi, atau gatal lebih mungkin mengalami infeksi dan penderita diabetes mungkin tidak dapat melawan infeksi dengan baik seperti mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Melansir dari Medical News Today, diabetes dapat menyebabkan area gatal yang terlokalisir.

Ada beberapa alasan seseorang dengan diabetes mungkin mengalami lebih sering gatal daripada yang lain.

Terkadang, gatal bisa terjadi akibat rusaknya serabut saraf di lapisan luar kulit.

Sering kali, penyebab gatal terkait diabetes adalah polineuropati diabetik atau neuropati perifer.

Ini adalah komplikasi diabetes yang berkembang ketika kadar glukosa darah tinggi menyebabkan kerusakan pada serabut saraf, terutama di kaki dan tangan.

Sebelum kerusakan saraf mulai terjadi pada penderita diabetes, kadar sitokin yang tinggi beredar di tubuh.

Sitokin adalah zat inflamasi yang dapat menyebabkan gatal.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan sitokin mungkin memiliki hubungan dengan kerusakan saraf diabetes.

Baca juga: Dampak Konsumsi Junk Food pada Penderita Diabetes

Terkadang, rasa gatal yang terus-menerus mungkin mengindikasikan bahwa seseorang dengan diabetes berisiko mengalami kerusakan saraf karena peningkatan kadar sitokin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com