Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2022, 08:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Berkeringat adalah hal yang normal. Keringat Anda sebagian besar terdiri dari air, tetapi juga mengandung klorida, kalsium, magnesium, dan kalium.

Dan ketika suhu tubuh Anda terlalu tinggi, kelenjar keringat Anda mulai bekerja untuk mendinginkan tubuh.

“Berkeringat sebenarnya membantu pengaturan termal tubuh Anda, hidrasi kulit, dan membantu menyeimbangkan cairan dan elektrolit kita," ucap ahli kesehatan dari Cleveland Clinic, Melissa Holtz.

Akan tetapi, keringat berlebihan bisa menganggu aktivitas sehari-hari.

Keringat berlebih atau hiperhidrosis terjadi ketika kelenjar keringat bekerta terlalu keras.

Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, keringat berlebih juga bisa memicu infeksi dan tekanan emosional.

Baca juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Perlemakan Hati

Penyebab keringat berlebih

Ada beberapa hal yang membuat kelenjar keringat seseorang terlalu aktif sehingga memicu keringat berlebih. Berikut hal tersebut:

1. Efek alkohol

Mengkonsumsi alkohol, bahkan hanya satu gelas, dapat meningkatkan detak jantung dan memperlebar pembuluh darah di kulit.

Hal ini bisa membuat Anda berkeringat. Jika Anda mengalami gejala penarikan alkohol, Anda juga bisa berkeringat berlebihan dan bahkan berkeringat di malam hari.

"Konsumsi alkohol mengganggu koordinasi antara sistem saraf dan endokrin. Hal ini menyebabkan gangguan hormonal, yang bisa menyebabkan keringat," kata Holtz.

2. Efek obat

Obat-obatan tertentu seperti antidepresan, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat tekanan darah, dan obat diabetes dapat membuat Anda berkeringat.

Jika menurut Anda ini mungkin penyebabnya, Anda dapat mendiskusikan alternatif obat lainnya dengan dokter Anda.

3. Kecemasan

Saat stres, hormon stres meningkat pesat. Hormon stres dapat memicu kelenjar keringat.

Hal tersebut juga bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah Anda, yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh Anda.

Stres emosional dapat menyebabkan keringat di telapak tangan dan telapak kaki.

Baca juga: Kelahiran Prematur

4. Efek hormon

Selama menopause, kadar estrogen nisa naik dan turun. Hal ini bisa mempersulit hipotalamus, area di otak yang mengontrol suhu.

Terkadang, hal tersebut juga bisa memicu sensasi panas atau hot flash yang membuat kelenjar keringat bekerja ekstra.

5. Demam

Saat demam, suhu tubuh akan mengalami kenaikan suhu beberapa derajat. Anda mungkin mengalami kedinginan pada awalnya saat tubuh Anda mencoba melawan infeksi apa punmencoba masuk ke tubuh.

Kemudian, saat demam Anda turun, Anda akan merasa panas dan berkeringat karena tubuh Anda bekerja untuk mengatur suhunya kembali normal.

6. Efek cafein

Apa yang Anda makan dan minum dapat memengaruhi seberapa banyak Anda berkeringat. Minum kopi atau apa pun yang mengandung kafein dapat mengaktifkan sistem saraf pusat yang mengontrol kelenjar keringat Anda.

"Jika Anda minum dua cangkir kopi, Anda harus minum dua gelas air untuk menyeimbangkannya dan memastikan tubuh tetap terhidrasi," ucap Holtz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pria Bandung Barat Positif Penyakit Virus Hanta, Kenali Ini Gejalanya…
Pria Bandung Barat Positif Penyakit Virus Hanta, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Health
Virus Hanta Menyerang Buruh Bangunan dalam Proyek Ciwidey Bandung Barat
Virus Hanta Menyerang Buruh Bangunan dalam Proyek Ciwidey Bandung Barat
Health
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau