KOMPAS.com - Terlalu banyak duduk, sering menahan buang air kecil, hingga kurang minum air mineral merupakan beberapa penyebab penyakit ginjal.
Namun, berdasarkan penelitian, hipertensi dan diabetes merupakan penyebab terbesar penyakit ginjal pada masyarakat Indonesia.
Situs Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa hasil survei Komunitas Perhimpunan Nefrologi Indonesia pada tahun 2005 menunjukkan adanya 25 - 30 juta penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal.
Baca juga: 10 Makanan yang Pantang bagi Penderita Penyakit Ginjal dan Diabetes
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia, dr. Aida Lydia, PhD, SpPD-KGH, terdapat dua jenis gangguan ginjal.
Berdasarkan paparan Aida, Penyakit Ginjal Kronik atau PGK adalah gangguan ginjal yang berlangsung kronik terus-menerus selama lebih dari 3 bulan.
Apabila tidak diatasi, gangguan ginjal semakin memberat dan dapat berubah menjadi gagal ginjal.
Pada kondisi gagal ginjal, ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik, sehingga perlu diatasi dengan terapi pengganti ginjal (kidney replacement therapy).
Menurut Indonesian Renal Registry 2020, Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia paling banyak disebabkan oleh hipertensi (tekanan darah tinggi) sebanyak 35 persen dan diabetes melitus (penyakit kencing manis) sebanyak 29 persen.
Baca juga: 8 Penyebab Penyakit Ginjal Kronis yang Perlu Diwaspadai
Aida mengatakan bahwa penyakit hipertensi merupakan tekanan tinggi darah yang menyerang pembuluh darah di semua organ.
Di dalam ginjal, terdiri dari banyak pembuluh darah yang sangat berisiko terpengaruh hipertensi.
Tidak hanya ginjal, tetapi hipertensi juga dapat menyerang otak (stroke), gangguan mata (penglihatan), dan jantung.
Jika hipertensi tidak diobati dan terjadi terus-menerus, pembuluh darah yang halus di ginjal akan kehilangan fungsinya dan akan timbul jaring parut pada ginjal.
Hipertensi dapat dikatakan sebagai silent killer sebab tidak adanya gejala, menyerang secara tiba-tiba (stroke, serangan jantung, gagal jantung, atau gagal ginjal), dan dapat menimbulkan kematian.
Seperti hipertensi, diabetes juga dapat mengganggu fungsi kerja ginjal.
Untuk diketahui, ginjal memiliki fungsi filtrasi yang menyaring darah dan mengeluarkan toksin melalui urine. Sel yang bertanggung jawab atas fungsi ini adalah nefron.
Nefron mengambil darah untuk masuk ke ginjal dan membuang zat yang tidak diperlukan menjadi urine.
Jika kadar gula darah tinggi, gula akan merusak sel-sel yang memfilter darah di ginjal tersebut.
Akibatnya terjadi kebocoran protein.
Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal
Jika gula tidak dikontrol, kerusakan sel lebih lanjut akan membentuk jaringan parut yang menghilangkan fungsi ginjal. Kreatinin akan naik dan menjadi gagal ginjal.
Bagaimana mengetahui adanya gangguan ginjal?