KOMPAS.com - Beberapa orang terkadang menambahkan telur mentah ke susu atau jamu sebagai minuman kesehatan.
Ada yang memakan telur mentah bersama dengan madu dan adapula yang mengonsumsinya secara mentah.
Padahal, mengonsumsi telur mentah bisa menimbulkan bahaya kesehatan.
Meski ada telur yang dijual dalam kondisi di pasteurirasi (dipanaskan untuk membunuh bakteri), memakannya mentah tetap saja berbahaya.
Baca juga: 10 Cara Mencegah Kanker Prostat, Perhatikan Gaya Hidup Sehat
Menurut ahli diet Beth czerwony, mengonsumsi telur mentah bisa menimbulkan infeksi bakteri salmonella.
"Satu dari 20,000 telur mengandung salmonella. Karena itu, sebaiknya kita tidak memakan telur secara mentah," ucap dia.
Infeksi salmonella bisa memicu diare, kram perut, mual, muntah, dan dehidrasi.
"Anda benar-benar bisa memiliki beberapa masalah kesehatan yang parah," tambahnya.
Infeksi salmonella bisa menyerang siapa saja. Namun, hal ini rentan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan lemah (seperti kanker, HIV atau AIDS) atau penyakit radang usus (seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn).
Selain telur, infeksi salmonella bisa datang dari makanan yang tidak dicuci, daging mentah, dan makanan kemasan.
Telur adalah makanan kaya gizi. Bagian putihnya kaya akan protein dan tidak mengandung lemak.
Sementara itu, kuning telur kaya nutrisi dan mengandung lemak sehat serta vitamin A, D, dan E.
Kuning telur juga mengandung kolin, yang baik untuk mata Anda.
"Makan telur mentah memang mendatangkan manfaat dari semua kandungan nutrisi di dalamnya, Namun, risiko infeksi salmonella jauh lebih besar," ucap Czerwony.
Secara nutrisi, manfaat makan telur mentah sama dengan makan telur matang.
Daripada Anda mengalami risiko infeksi salmonella, sebaiknya masak terlebih dahulu telur yang akan dikonsumsi.
"Ada banyak makanan mengandung protein yang bisa menggantikan telur. Daripada menempatkan diri Anda pada risiko infeksi, sebaiknya masak telur yang akan dimakan atau ganti dengan protein lainnya," tambah Czerwony.
Memasak telur juga tak boleh dilakukan sembarangan agar tidak merusak kandungan nutrisinya.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Susah BAB Saat Puasa
Agar kandungan nutrisi di dalam telur tidak banyak yang hilang, berikut caranya:
Untuk mengurangi kalori dalam telur, sebaiknya kita memasak telur dengan mengukus atau merebusnya. Metode memasak ini tidak akan menambah kalori dan lemak ekstra.
Berbeda dengan telur yang digoreng, minyak yang digunakan bisa menambah kalori dalam telur.
Minyak yang stabil dengan suhu panas tidak akan mudah teroksidasi sehingga mencegah munculnya radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan.
Kita bisa menggunakan minyak alpukat, minya bunga matahari, atau minyak kelapa dan zaitun.
Suhu yang kita gunakan untuk memasak juga harus kita perhatikan. Agar lebih sehat, sebaiknya kita memasak dengan suhu antara 210 hingga 177 derajat celcius.
Semakin lama dan semakin tinggi suhu yang digunakan untuk memasak, semakin banyak nutrisi yang hilang.
Menggoreng telur dengan suhu yang terlalu panas dan waktu yang terlalu lama juga bisa meningkatkan kandungan kolesterol di dalamnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.