Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2022, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Saat itu terjadi, disarankan segera konsultasi ke dokter untuk menadapatkan penanganan cepat yang tepat.

Baca juga: Apakah Paru-paru Perokok Kembali Normal Setelah Berhenti Merokok?

3. Infeksi dada

Infeksi dada adalah infeksi paru-paru. Jika infeksi di kantung udara yang lebih kecil dari paru-paru (alveoli) disebut pneumonia.

Jika infeksi di saluran udara yang lebih besar (bronkus) disebut bronkitis.

Infeksi dada terjadi karena saluran udara bengkak dan membuat lebih banyak lendir atau nanah.

Pada akhirnya, membuat saluran udara tersumbat dan membuat orang sulit bernapas.

Infeksi dada biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus.

  • Pneumonia: sering disebabkan oleh bakteri
  • Bronkitis sering disebabkan oleh virus.

Kadang-kadang, infeksi dada dapat disebabkan oleh jamur.

4. Produksi lendir

Lendir yang juga disebut dahak diproduksi oleh saluran udara sebagai pertahanan terhadap infeksi.

Produksi lendir juga dapat disebabkan oleh kondisi pernapasan kronis, seperti PPOK dan bronkiektasis.

Munculnya lendir sesekali normal, tetapi penumpukan lendir yang berlebih dan berlangsung selama sebulan atau lebih dapat menjadi tanda paru-paru tidak sehat.

Baca juga: 6 Hal Pemicu Kanker Paru-paru

5. Nyeri dada kronis

Nyeri dada adalah gejala yang berhubungan dengan banyak kondisi gangguan kesehatan.

Nyeri dada kronis adalah rasa sakit parah di dada yang muncul saat Anda menarik napas atau batuk.

Nyeri dada kronis bisa menjadi tanda serangan jantung atau kondisi jantung, di lain sisi juga umum sebagai tanda penyakit paru-paru.

Nyeri dada harus selalu ditanggapi dengan serius, terutama jika berlangsung selama satu bulan atau lebih.

6. Batuk berdarah

Jika Anda mengalami batuk berdarah, mungkin itu menjadi tanda paru-paru bagian atas mengalami masalah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com