Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta tentang Cacar Monyet: Cara Penularan, Masa Inkubasi, dan Gejala

Kompas.com - 23/05/2022, 20:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Pratiwi menjelaskan bahwa penularan dari hewan ke manusia (zoonotik) dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa dari hewan yang terinfeksi.

"Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi," kata Pratiwi.

"Penularan melalui saluran pernapasan biasanya memerlukan kontak yang berkepanjangan sehingga menempatkan tenaga kesehatan dan kontak dekat lainnya dari kasus aktif pada risiko yang lebih besar," sambungnya.

Selain dari kontak dekat, Prasetyadi juga menyebut bahwa ada risiko penularan dari ibu hamil ke janin.

Baca juga: Kenali Apa itu Cacar Monyet, Asal-usul, dan Gejalanya

Masa inkubasi cacar monyet

Saat terjadi kontak dengan virus ini, tentu kita tidak langsung dapat terkonfirmasi mengidap cacar monyet. Ada masa inkubasi dari seseorang kontak hingga mengalami sakit.

"Masa inkubasi Monkeypox biasanya berkisar antara 6-13 hari atau bisa dalam rentang 5-21 hari," kata Prasetyadi.

Artinya seseorang terinfeksi virus cacar monyet sampai menimbulkan gejala berkisar dari 6-13 hari atau 5-21 hari.

Prasetyadi juga menjelaskan bahwa manifestasi klinik cacar monyet dibagi menjadi dua periode, yaitu masa invasi dan masa erupsi.

Gejala cacar monyet

Kedua periode tersebut biasanya gejala yang muncul berbeda. Menurut Prasetyadi, gejala yang muncul pada masa invasi di antaranya:

  • demam
  • sakit kepala hebat
  • limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • nyeri punggung
  • mialgia (nyeri otot)
  • astenia hebat (kekurangan energi).

Sedangkan pada fase erupsi, gejala mungkin muncul sekitar 1-3 hari setelah demam. Gejala ini berupa ruam di kulit.

Baca juga: Cacar Air

"Ruam cenderung lebih terkonsentrasi di wajah dan ekstremitas daripada di badan. Yang bisa digunakan sebagai penanda adalah adanya ruam di daerah wajah," kata Prasetyadi.

"Monkeypox akan menyebabkan ruam-ruam kemerahan di wajah, diawali dengan makula (perubahan warna merah), kemudian berkembang menjadi papula, benjolan kecil dengan perabaan keras dan padat, kemudian berkembang menjadi plenting (berisi cairan) bahkan menjadi bernanah," jelasnya.

Prasetyadi juga menambahkan bahwa sebagian besar pasien monkeypox menderita ruam di telapak tangan dan telapak kaki.

"Pada selaput lendir juga bisa terkena, namun jarang. Yang paling sering adalah selaput lendir mulut, kemudian alat kelamin dan jarang sekali mengenai selaput lendir konjuctiva dan kornea," kata Prasetyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com