KOMPAS.com - Adakalanya olahraga bisa berbahaya untuk jantung, jika Anda melakukannya berlebihan tanpa mengukur kemampuan diri.
Antonius Andi Kurniawan, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga mengatakan bahwa olahraga memiliki banyak sekali manfaat yang telah didukung banyak bukti ilmiah.
"Olahraga baik untuk mencegah risiko penyakit jantung, kanker, diabetes. Bahkan dapat mengurangi risiko mereka yang sudah menderita penyakit jantung, diabetes, atau kanker," kata dr. Andi dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Entrasol pada Minggu (29/5/2022).
Baca juga: Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Lansia Menjaga Kesehatan Jantung
Namun, beberapa kasus menunjukkan orang yang sedang berolahraga mengalami kematian mendadak.
"Memang kuncinya di sini bagaimana kita bisa listen our body dan our limit," ujarnya.
Artinya, olahraga juga ada batasnya dan idealnya adalah 30 menit setiap hari untuk mendapatkan manfaat menjaga kesehatan jantung.
"Kadang-kadang temen-temen itu berolahraganya terlalu berlebihan dan yang menjadi faktor risiko lainnya adalah intensitasnya," ungkapnya.
Ia menerangkan bahwa kebanyakan orang yang berisiko mengalami masalah kesehatan hingga kematian saat berolahraga itu karena intensitasnya terlalu berat.
"Kalau intensitas berat itu ketika berolahraga kita sudah ngos-ngosan, kita tidak bisa ngomong sama sekali," terangnya.
Sedangkan, intensitas rendah menurutnya adalah saat berolahraga kita masih bisa bernyanyi.
"Intensitas sedang itu saat berolahraga kita masih bisa mengobrol. Itu patokannya," ucapnya.
Olahraga dengan intensitas sedang termasuk aktivitas, seperti berjalan santai, jogging, atau berenang.
Baca juga: 3 Penyebab Serangan Jantung pada Pria yang Jarang Diketahui
Badai Bhatara Tiksnadi, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah mengimbuhkan, "Kalau mau olahraga yang berat, jangan langsung. Tetapi, dilatih dahulu untuk menuju intensitas berat."
Mengutip Cleveland Clinic, ahli jantung Tamanna Singh mengatakan bahwa olahraga jangka panjang yang berat atau ekstrem memberikan tuntutan yang sama ekstremnya pada sistem kardiovaskular.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada pelari maraton menemukan bahwa setelah menyelesaikan acara lari ekstrem, sampel darah atlet mengandung biomarker yang terkait dengan kerusakan jantung.
Indikator kerusakan ini biasanya hilang dengan sendirinya.
Baca juga: 5 Gejala Serangan Jantung pada Pria
Namun ketika jantung mengalami tekanan fisik yang ekstrem berulang-ulang, kerusakan sementara dapat menyebabkan perubahan fisik, seperti dinding jantung yang lebih tebal dan jaringan parut pada jantung (remodeling of the heart).
Selain intensitas terlalu berat, olahraga yang dapat membahayakan adalah ketika Anda memiliki faktor risiko atau bahkan diagnosis penyakit jantung, tetapi tidak cek kesehatan dahulu.
"Apabila sudah punya penyakit jantung, maka idealnya melakukan tes kebugaran dahulu, kalau semuanya terkontrol (seperti, tensi dan gula darah) olahraga aman," ujar dr. Badai.
Sebab, ia mengatakan bahwa ateriosklerosis dapat terjadi saat berolahraga, yang mengganggu kesehatan jantung dan menyebabkan kematian.
Arteriosklerosis terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh (arteri) menjadi tebal dan kaku.
“Secara keseluruhan, terlepas dari kekhawatiran tentang olahraga ekstrem, tidak banyak alasan bagi rata-rata orang untuk khawatir,” kata Dr. Singh.
“Berolahraga jauh lebih baik dari pada tidak aktif,” pungkasnya.
Baca juga: 10 Faktor Risiko Penyakit Jantung yang Jarang Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.