KOMPAS.com - Penyakit jantung dapat terjadi, beberapa di antaranya karena faktor risiko yang jarang diketahui.
Penyakit jantung adalah ragam kondisi yang berhubungan dengan organ jantung.
Penyakit ini masuk dalam kelompok penyakit kardiovaskular bersama dengan stroke dan penyakit pembuluh darah.
Umumnya, penyakit jantung diketahui disebabkan oleh:
Di luar penyebab itu, ada sejumlah hal yang jarang diketahui dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung.
Berikut faktor risiko penyakit jantung yang sering tidak disadari:
Baca juga: 5 Tanda Serangan Jantung Akan Muncul, Tak Hanya Nyeri Dada
Mengutip WebMD, kebisingan lalu lintas dapat meningkatkan tekanan darah Anda dan kemungkinan gagal jantung.
Mulai dari sekitar 50 desibel, untuk setiap peningkatan 10 desibel, peluang Anda terkena penyakit jantung dan stroke semakin meningkat.
Mengutip British Heart Foundation, sebuah studi yang diterbitkan dalam European Heart Journal pada Juni 2015, melihat efek tingkat kebisingan jalan pada penyakit kardiovaskular di seluruh London.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghasilkan pedoman tentang paparan kebisingan yang aman yang membahas efek tingkat kebisingan yang tinggi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Peningkatan risiko penyakit jantung ini mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan darah dan kadar hormon stres, bersamaan dengan gangguan tidur.
Mengutip WebMD, Anda lebih mungkin mengalami stroke, nyeri dada, dan serangan jantung ketika Anda mengalami migrain, terutama dengan aura.
Aura itu adalah serangkaian gangguan sensorik.
Jika penyakit jantung turun-temurun dalam keluarga atau Anda pernah mengalami masalah jantung atau stroke, Anda mungkin perlu menghindari minum obat yang disebut triptans untuk migrain.
Sebab, obat tersebut mempersempit pembuluh darah Anda.
Disarankan untuk berkonsultasi ke dokter tentang cara terbaik mengontrol dan mengobati sakit kepala Anda.
Baca juga: Ciri-ciri Jantung Sehat yang Perlu Diperhatikan
Mengutip British Heart Foundation, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara optimisme dan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
Sehingga, pesimisme terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Sebagian penyebab orang pesimis berisiko penyakit jantung tampaknya terkait dengan:
Sebuah studi dari University College London, yang diterbitkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine pada April 2015 melihat efek optimisme pada pemulihan setelah serangan jantung.
Ditemukan bahwa mereka dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi lebih mungkin untuk: