- Mual: ganja efektif meredakan mual dan muntah. Penelitian telah menunjukkan bahwa ganja dapat mengurangi mual yang disebabkan oleh kemoterapi dan hampir menghilangkan gejala muntah.
- Ketegangan otot: ganja medis dapat meredakan ketegangan otot yang terkadang dikaitkan dengan multiple sclerosis dan kelumpuhan.
- Hilang nafsu makan: ganja medis dapat membantu mengobati gejala kehilangan nafsu makan karena HIV dan jenis kanker tertentu.
- Nyeri kronis: ganja medis dapat meredakan beberapa jenis nyeri kronis, termasuk nyeri neuropatik, yang disebabka noleh kerusakan saraf.
Semantara, beberapa argumen pendukung dari pengguna ganja medis mengatakan bahwa "obat" ini meliputi:
- Lebih aman: ganja medis lebih aman dari pada beberapa obat lain yang diresepkan untuk mengobati rasa sakit. Misalnya, beberapa orang mungkin menggunakannya sebagai pengganti opioid untuk meredakan nyeri. Opioid memiliki sifat yang sangat adiktif dan biasnaya tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang dalam mengobati nyeri kronis.
- Dapat digunakan dengan banyak cara: tidak hanya sebatas dibakar dan dihisap sebagai rokok atau inhaler, tetapi juga secara topikal (oles) dan edibles (obat telan).
Baca juga: Bagaimana Manfaat Ganja Medis untuk Cerebral Palsy?
Untuk anak-anak
Mengutip On Health, menurut beberapa penelitian, ganja medis dapat bermanfaat untuk mengobati gejala kejang pada anak-anak dengan epilepsi.
Salah satu jenis ganja medis, "Charlotte's Web" terbukti mampu meredakan gejala epilepsi pada anak tanpa membuat mereka mabuk karena kadar CBD yang tinggi dari pada THC.
Kecenderungan penggunaan ganja medis untuk mengatasi epilepsi pada anak-anak relatif baru.
Satu studi dari 74 anak usia 1-18 dengan epilepsi berat menemukan bahwa 89 persen melaporkan beberapa pengurangan kejang setelah pengobatan menggunakan minyak CBD.
Manfaat positif lainnya yang dilaporkan oleh subjek penelitian ini termasuk:
- Peningkatan perilaku dan kewaspadaan
- Komunikasi yang lebih baik
- Peningkatan bahasa
- Peningkatan keterampilan motorik
- Tidur yang lebih baik.
Efek samping yang dilaporkan termasuk:
- Rasa kantuk
- Kelelahan
- Sakit perut
- Lekas marah.
Baca juga: Bisakah Ganja Medis Obati Cerebral Palsy? Ini Hasil Studinya
Kelemahan
Mengutip Verywell Health, meski ganja medis memiliki banyak manfaat, masih ada beberapa kelemahan yang tidak baik bagi kesehatan, yaitu:
- Memori: penggunaan ganja medis yang sering dapat secara serius memengaruhi memori jangka pendek Anda.
- Kognisi: penggunaan ganja medis yang sering dikhawatirkan dapat merusak kemampuan kognitif (berpikir).
- Kerusakan paru-paru: merokok apa pun, apakah itu tembakau atau ganja medis, dapat merusak jaringan paru-paru Anda. Selain itu, merokok ganja dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
- Potensi penyalahgunaan: ganja medis membawa risiko penyalahgunaan dan kecanduan.
- Kecelakaan: penggunaan ganja medis berisiko merusak keterampilan mengemudi dan meningkatkan risiko tabrakan mobil.
Baca juga: Mengenal Ganja Medis dan Pro Kontranya di Indonesia
Dari daftar kelemahan tersebut, efek samping ganja medis dibedakan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Efek jangka pendek
Mengutip On Health, efek samping jangka pendek dari ganja medis meliputi:
- Mengganggu memori jangka pendek
- Mengganggu kemampuan mengambil keputusan
- Mengubah suasana hati
- Membuat pasien merasa senang, santai, mengantuk, atau cemas.
Dalam dosis besar, beberapa pasien ganja medis akan mengalami halusinasi, paranoia, dan delusi.
Jika pasien memiliki masalah pernapasan seperti bronkitis, merokok ganja dapat memperburuk efek samping tersebut.
Seiring dengan lama penggunaan ganja medis, pasien dapat mengalami efek samping jangka panjang.
Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke
Efek jangka panjang
Efek samping ganja medis jangka panjang ini termasuk masalah pernapasan, seperti:
- Infeksi paru-paru dan batuk setiap hari bagi mereka yang menggunakan mariyuana medis melalui merokok
- Depresi, kecemasan, kurangnya motivasi, pikiran untuk bunuh diri
- Masalah kesehatan pada bayi, jika ganja digunakan selama kehamilan.
Lalu, apakah ganja medis itu adiktif untuk bisa memicu efek jangka panjang bagi kesehatan?