Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2022, 14:00 WIB

KOMPAS.com - Saat ini, pro kontra ganja medis masih terus bergulir di masyarakat. Pasalnya, ganja merupakan jenis narkotika yang paling banyak disalahgunakan.

Menurut survei BNN pada 2019, terdapat 65,5 persen penyalahguna narkotika menggunakan ganja. Penyalahgunaan ganja ini biasanya berkaitan dengan fungsi rekreasi atau penggunaan untuk kenikmatan personal dan bukan keperluan medis.

Padahal, menurut beberapa penelitian, ganja dapat digunakan untuk keperluan pengobatan beberapa penyakit.

Baca juga: Meski Kontroversial, Ganja Terbukti dapat Sembuhkan 5 Penyakit Ini

Apa itu ganja medis?

Melansir dari WebMD, ganja medis adalah tanaman atau bahan kimia dalam ganja yang digunakan untuk mengobati kondisi atau gejala dari suatu penyakit. Pada dasarnya, produk ganjanya sama dengan ganja rekreasi, hanya saja tujuannya berbeda.

Tanaman ganja sendiri mengandung lebih dari 100 bahan kimia berbeda yang disebut cannabinoids. Masing-masing bahan kimia tersebut memiliki efek yang berbeda pada tubuh.

Di antara banyaknya bahan kimia tersebut, delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) adalah bahan kimia utama yang digunakan dalam pengobatan.

Fungsi ganja medis

Mengutip dari Harvard Health, penggunaan paling umum dari ganja medis adalah untuk mengontrol rasa sakit, terutama dari penyakit kronis.

Selain itu, ganja medis juga digunakan untuk mengontrol rasa mual, muntah, dan penurunan berat badan.

Fungsi-fungsi tersebut dapat terjadi karena cannabinoids dalam ganja mirip dengan bahan kimia yang dibuat tubuh untuk nafsu makan, memori, gerakan, dan rasa sakit.

Beberapa penelitian terbatas juga menunjukkan fungsi lain dari cannabinoids, di antaranya:

  • Mengurangi kecemasan
  • Mengurangi peradangan dan menghilangkan rasa sakit
  • Mengontrol mual dan muntah akibat kemoterapi kanker
  • Membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor
  • Merilekskan otot yang tegang pada penderita multiple sclerosis
  • Merangsang nafsu makan dan meningkatkan berat badan pada penderita kanker dan AIDS.

Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+