Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2022, 17:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber WebMD,WHO

KOMPAS.com - Cacar monyet adalah virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) langka yang disebabkan oleh virus monkeypox.

Mengutip WHO, berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan menjadi inang virus cacar monyet, termasuk:

  • Tupai
  • Tikus
  • Tikus Gambia
  • Dormice
  • Monyet

Baca juga: Darurat Kesehatan Global, Ini Perkembangan Kasus Cacar Monyet di Dunia

Selain monyet, virus ini ditemukan pada primata lain dan hewan pengerat tertentu di Afrika.

Cacar monyet untuk pertama kalinya ditemukan pada 1958 di laboratorium ketika dua wabah penyakit dari kelaurga cacar terjadi pada kelompok monyet yang digunakan untuk penelitian.

Pada akhirnya, manusia juga dapat menularkan virus cacar monyet dari satu orang ke orang lainnya. Infeksi manusia pertama yang diketahui terjadi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Setelah bertahun-tahun lamanya, kasus cacar monyet kembali muncul untuk pertama kali pada Mei 2022 di Amerika Serikat dan menyebar di beberapa negara lainnya.

Per 23 Juli 2022, WHO telah menetapkan cacar monyet menjadi darurat kesehatan global, setelah menginfeksi ribuan orang di 74 negara.

Baca juga: 7 Tanda Cacar Monyet dan Tindakan yang Harus Dilakukan jika Tertular

Penularan

Mengutip WebMD, cacar monyet adalah penyakit menular dari orang ke orang melalui kontak dekat.

Seseorang yang terinfeksi virus cacar monyet dapat menularkan ke orang lain dengan cara sebagai berikut:

  • Kontak dengan cairan tubuh, seperti darah atau air mani.
  • Kontak dengan lesi cacar monyet di kulit mereka, seperti di dalam hidung dan mulut mereka.
  • Tetesan droplet yang Anda hirup.
  • Bersentuhan dengan benda yang ada cairan tubuh orang terinfeksi, seperti tempat tidur atau pakaian. Namun, ini jarang terjadi.
  • Hewan yang terinfeksi dapat menularkan virus jika mereka menggigit atau mencakar Anda.
  • Makan makanan daging mentah yang terkontaminasi virus cacar monyet.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet yang Perlu Diterapkan

Virus cacar monyet dapat masuk ke tubuh Anda melalui luka di kulit (yang mungkin tidak Anda sadari) atau melalui mulut, hidung, atau mata Anda.

Anda dapat menghirupnya juga, tetapi Anda mungkin harus berada dalam kontak dekat dengan pembawa virus untuk waktu yang cukup lama.

Itu karena sebagian besar droplet tidak bergerak terlalu jauh.

Cacar monyet secara teknis tidak dianggap sebagai infeksi menular seksual (IMS) karena Anda bisa mendapatkannya dari bentuk kontak lain.

Namun, orang yang sudah terinfeksi cacar monyet sangat dapat menularkannya saat berhubungan seks.

Pejabat WHO mengatakan sebagian besar kasus Mei 2022 ditularkan secara seksual, terutama di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.

Anda dapat menyebarkan cacar monyet ke orang lain mulai sehari sebelum gejala ruam muncul.

Anda menularkan virus cacar monyet hingga 21 hari setelah gejala pertama atau sampai lesi Anda mengering dan Anda tidak memiliki gejala lain.

Baca juga: 6 Cara Mengobati Cacar Monyet untuk Meredakan Gejala Penyakit

Gejala

Mengutip WHO, gejala cacar monyet yang harus diwaspadai dibagi dalam 2 periode, yaitu:

Periode invasi

Biasanya berlangsung antara 0–5 hari, yang ditandai dengan:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • Nyeri punggung
  • Mialgia (nyeri otot)
  • Astenia hebat (kekurangan energi).

Limfadenopati merupakan ciri yang paling khas dari cacar monyet dibandingkan dengan jenis penyakit serupa lainnya, seperti cacar, cacar air, dan campak.

Baca juga: Tertular Cacar Monyet, Ini 5 Hal yang Harus Anda Lakukan

Periode erupsi

Biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah demam.

Ruam cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah dan ekstremitas dari pada di badan, meliputi:

  • Ruam wajah (dalam 95 persen kasus)
  • Telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75 persen kasus)
  • Selaput lendir mulut (dalam 70 persen kasus)
  • Alat kelamin (dalam 30 persen kasus)
  • Konjungtiva (dalam 20 persen kasus)
  • Kornea.

Ruam berkembang secara berurutan sebagai berikut:

  • Makula (lesi dengan dasar datar)
  • Papula (lesi keras yang sedikit terangkat)
  • Vesikel (lesi berisi cairan bening)
  • Pustula (lesi berisi cairan kekuningan)
  • Krusta yang mengering dan rontok.

Baca juga: Kenali Penyebab Cacar Monyet dan Penularannya

Mengutip WHO, jumlah lesi bervariasi dari setiap orang, tetapi bisa hingga ribuan. Dalam kasus yang parah, lesi dapat menyatu sampai sebagian besar kulit terkelupas.

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) cacar monyet adalah 6-13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Cacar monyet adalah penyakit yang biasanya bisa sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2-4 minggu.

Namun, defisiensi imun dapat menyebabkan gejala cacar monyet lebih buruk.

Kasus cacar monyet parah lebih sering terjadi pada anak-anak yang terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan sifat komplikasi.

Rasio kasus fatalitas cacar monyet secara historis berkisar antara 0-11 persen pada populasi umum dan lebih tinggi di antara anak-anak.

Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kasus kematian cacar monyet adalah sekitar 3-6 persen.

Baca juga: Begini Cara Mencegah Cacar Monyet, Agar Tetap Indonesia 0 Kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com