Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Tidak Stunting walau Kurang Gizi

Kompas.com - 26/07/2022, 09:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal ini dibuktikan dengan temuan kelahiran bayi-bayi yang mengalami stunting pada saat terjadinya flu spanyol di Eropa.

Begitu juga dengan bayi-bayi yang lahir di masa pandemi ini. Data dari rumah sakit-rumah sakit di Amerika dan Inggris menunjukkan gejala serupa.

Temuan bayi-bayi stunting di masa pandemi sekarang dan flu spanyol dahulu bukan karena adanya infeksi.

Kondisi ini terutama disebabkan oleh kecemasan yang dialami para ibu hamil. Kecemasan yang mengganggu siklus sirkadian mereka. Akibatnya pelepasan growth hormon jadi terhambat.

Growth hormon juga dipengaruhi oleh kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah mengakibatkan pelepasan growth hormon pada saat beristirahat.

Pelepasan growth hormon akan merangsang pelepasan hormon glukagon dan kortisol. Kedua hormon ini sangat erat berkaitan dengan proses autofagi. Sedangkan autofagi adalah proses penting dalam regenerasi sel.

Tak heran jika dalam kisah-kisah teladan, banyak diceritakan ibu hamil yang rajin berpuasa atau yang bersabar dalam kemiskinan, melahirkan anak-anak yang cerdas dan kuat. Contohnya, yaitu Steve Jobs dan Presiden Soeharto.

Jadi tidak benar stunting disebabkan oleh kurang gizi semata. Justru yang lebih dominan adalah faktor emosi ibu.

Emosi positif dan siklus sirkadian yang terjaga merangsang pelepasan growth hormon untuk mencegah stunting.

Emosi ibu yang terjaga bukan hanya menjaga anak tidak mengalami stunting. Namun juga bisa mencegah masalah-masalah lain yang muncul selama kehamilan. Contohnya adalah preeklampsi dan diabetes gestasional.

Emosi ibu yang terjaga, akan membangun trust atau rasa saling percaya. Masalah yang sering timbul antara ibu dan anak.

Bahkan dengan membangun trust atau rasa saling percaya ibu dan anak hal yang kesannya mustahil bisa jadi mungkin.

Jadi yang terpenting adalah jaga emosi ibu hamil. Maka semua masalah yang berhubungan dengan kehamilan dapat teratasi.

Emosi ibu juga penting pada masa asuhan. Emosi ibu yang baik, memberikan ketenangan pada anak.

Ketenangan anak akan memicu lepasnya growth hormon. Uniknya justru growth hormon optimal saat tubuh dalam kondisi hipoglikemik. Pemberian MPASI yang tinggi glukosa malah menjadikan pelepasannya terganggu.

Cegah stunting itu penting. Mencegah stunting, artinya menciptakan generasi yang lebih kuat, lebih cerdas dan lebih kompetitif di masa depan.

Generasi yang menjadi modal utama pembangunan sebuah bangsa. Bukan masalah gizi, tapi lebih kepada emosi ibu.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau