Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Tidak Stunting walau Kurang Gizi

Kompas.com - 26/07/2022, 09:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ada tokoh lain yang akrab dengan kita, Presiden kedua RI Soeharto. Semua sangat tahu bagaimana sulit kehidupan masa kecilnya, ketika harus tinggal dengan kakeknya. Berbagi makanan dengan adik-adiknya. Satu butir telur biasa dibagi bersama.

Menjawab argumentasi-argumentasi tersebut sangat sulit. Harus sangat bijak, salah-salah malah tidak peduli dengan kondisi stunting.

Bayangkan berapa besar kerugian demografi yang harus ditanggung negara di masa depan.

Menjawab argumentasi pertama, banyak tokoh penting yang tidak tinggi. Betul, memang tokoh-tokoh penting tersebut tidak memiliki tinggi di atas rata-rata.

Namun bisa dipastikan mereka tidak mengalami stunting di masa anak-anak mereka. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kecerdasannya di atas rata-rata. Ini tidak mungkin dialami oleh anak-anak yang mengalami stunting.

Stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak anak dan ini jauh lebih penting.

Tinggi badan seseorang dapat dikoreksi dengan gizi dan latihan fisik yang cukup. Namun untuk perkembangan otak sangat sulit.

Usia hingga tiga tahun dianggap sebagai golden period bagi perkembangan otak. Meski penelitian mutakhir menunjukkan sel otak dapat tetap tumbuh hingga lanjut usia. Namun perkembangannya tidak seoptimal masa ini.

Menjawab argumentasi kedua, stunting karena kondisi gizi buruk.

Argumentasi ini tidak sepenuhnya benar. Bahkan di masa pandemi ini justru banyak terpatahkan.

Tumbuh kembang anak tidak hanya dipengaruhi oleh asupan gizi semata. Banyak ibu yang secara gizi kecukupan, namun tetap melahirkan bayi stunting.

Hal yang memengaruhi tumbuh kembang anak adalah growth hormon atau hormon pertumbuhan, bahkan yang utama.

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise. Sedangkan pelepasannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas hipotalamus, yaitu bagian otak yang memengaruhi fungsi emosi.

Pelepasan growth hormon juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lain. Di antaranya keteraturan aktivitas tubuh atau apa yang kita kenal sebagai siklus sirkadian.

Siklus sirkadian adalah siklus aktivitas tubuh atau biasa juga disebut jam tubuh. Artinya rutinitas tubuh beraktivitas dan beristirahat. Gangguan siklus sirkadian artinya gangguan pola tidur dan beraktivitas.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau