Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Mengapa Diabetes Bisa Disembuhkan?

Kompas.com - 16/08/2022, 15:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bukan dengan mengontrol kadar glukosa darah, melainkan menjaga keseimbangan cairan. Bukankah akibat langsung dari kondisi hiperglikemi dan hiperosmolaritas? Ini sangat jelas mendorong terjadinya perpindahan cairan.

Bukankah perpindahan cairan akan memicu sistem hormon lain agar keseimbangan cairan terjaga. Aldosteron dan vasopresin adalah dua hormon yang bekerja langsung akibat ketidak seimbangan cairan.

Keduanya dengan cepat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Aldosteron pada kapiler sedangkan vasopresin pada arteri dan arteri kecil. Semuanya tanpa pilih kasih.

Penyempitan pembuluh darah arteri koroner oleh vasopresin dapat mengakibatkan sindrom koroner akut. Sangat terlihat langsung hubungannya dengan peningkatan kadar glukosa darah.

Penyempitan kapiler glomerulus dapat mengakibatkan gagal ginjal. Penyempitan itu dipengaruhi oleh aldosteron. Aldosteron bereaksi akibat cairan yang mengalir cepat.

Aliran ini akibat tekanan osmotik yang meningkat. Tekanan osmotik akibat peningkatan kadar glukosa darah.

Dengan mengendalikan cairan kita dapat mencegah efek kedua hormon tadi. Sambil mengikuti proses hiperglukoneogenesisnya berakhir. Sehingga tidak akan terjadi adu kuat yang akan merusak tubuh itu sendiri.

Itulah mengapa diabetes melitus bisa disembuhkan dengan tuntas. Bukan hanya dengan kadar gula darah terkontrol. Ikuti prosesnya. Jaga keseimbangan cairan agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com