Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K) Onk
Dokter

Konsultan Ginekologi Onkologi di Jakarta

Kenali Kehamilan Anggur

Kompas.com - 16/08/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEHAMILAN anggur merupakan salah satu kondisi kehamilan yang umum didengar oleh masyarakat awam. Kehamilan anggur terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 kehamilan di berbagai belahan dunia.

Kondisi yang dalam dunia medis disebut sebagai mola hidatidosa itu sudah dikenal sejak abad ke-5 SM pada zaman Yunani Kuno oleh Hipokrates. Keadaan ini biasanya terdiagnosis pada trimester pertama kehamilan.

Setelah terjadi proses pembuahan dan janin menempel pada rahim ibu, janin akan mendapatkan nutrisi dari ari-ari atau plasenta. Kehamilan anggur terjadi ketika sel-sel janin yang seharusnya tumbuh menjadi plasenta justru mengalami pertumbuhan abnormal menjadi suatu gumpalan seperti anggur sehingga disebut sebagai kehamilan anggur.

Baca juga: Selain Telat Haid, Ini 7 Gejala Awal Kehamilan yang Pantang DiabaikanKehamilan anggur berbeda dari kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik). Pada kehamilan ektopik, tidak terdapat kelainan pada plasenta, tetapi terjadi implantasi atau penempelan janin di lokasi selain rahim, umumnya di tuba Fallopi (saluran penghubung ovarium/indung telur dengan rahim).

Faktor risiko utama terjadinya kehamilan anggur yaitu adanya riwayat kehamilan anggur sebelumnya serta usia ibu hamil yang ekstrem (di bawah 15 tahun atau di atas 35 tahun).

Terdapat dua jenis kehamilan anggur, yakni kehamilan anggur sebagian dan kehamilan anggur lengkap. Pada kehamilan anggur sebagian, masih terdapat janin dan sel-sel plasenta yang normal, sedangkan pada kehamilan anggur lengkap, gumpalan tersebut hanya mengandung sel-sel plasenta abnormal tanpa adanya janin.

Meski terdapat janin pada kehamilan anggur parsial, janin tidak dapat lahir hidup dan akan berakhir pada kematian dalam kandungan.

Kehamilan anggur, meskipun bersifat jinak dan bukan merupakan suatu tumor atau keganasan, memiliki peluang untuk berkembang lebih lanjut menjadi suatu kanker yang disebut sebagai keganasan trofoblastik kehamilan. Jaringan plasenta pada kehamilan anggur dapat berkembang menjadi tumor dan menginvasi rahim, bahkan hingga menyebar keluar rahim (metastasis).

Meskipun relatif jarang ditemukan, sekitar 50 persen kasus keganasan trofoblastik berkembang dari kehamilan anggur sehingga hal ini perlu menjadi perhatian khusus pada setiap kasus kehamilan anggur.

Sejumlah gelaja kehamilan anggur

Pada awalnya, ibu dengan kehamilan anggur umumnya akan mengalami tanda-tanda dan gejala kehamilan pada umumnya, seperti tidak haid, pemeriksaan test-pack (beta-hCG kualitatif) positif, dan gejala kehamilan awal seperti nyeri perut bawah, perdarahan jalan lahir, dan muntah.

Beberapa tanda dan gejala lain yang khas ditemukan pada kehamilan anggur antara lain pembesaran rahim lebih dari yang diharapkan pada usia kehamilan ibu, tidak adanya detak jantung janin, muntah berlebihan, dan kadar beta-hCG yang terlampau tinggi untuk usia kehamilan ibu.

Pada banyak kasus, ibu dengan kehamilan anggur akan datang ke fasilitas kesehatan dengan keguguran dan kehamilan anggur baru terdiagnosis pasti setelah dilakukan pemeriksaan patologi anatomik pada jaringan yang dikuretase. Namun, kehamilan anggur dapat didiagnosis sebelum ibu mengalami keguguran. Pemeriksaan utama yang dilakukan oleh dokter untuk menegakkan diagnosis kehamilan anggur adalah pemeriksaan darah yaitu pemeriksaan beta-hCG dan ultrasonografi (USG).

Semua ibu hamil yang mengalami perdarahan jalan lahir abnormal patut dicurigai mengalami kehamilan anggur dan perlu menjalani pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan laboratorium darah beta-hCG kuantitatif menjadi langkah pertama yang wajib dilakukan dalam penegakan diagnosis kehamilan anggur. Berbeda dengan pemeriksaan urine untuk pemeriksaan beta-hCG kualitatif seperti pada alat tes kehamilan (test pack) yang dijual bebas.

Kadar hormon beta-hCG yang berada di dalam darah akan dianalisis di laboratorium. Kadar beta-hCG yang sangat tinggi hingga melebihi kadar yang umum ditemukan pada kehamilan di dalam rahim ataupun di luar rahim merupakan salah satu temuan khas pada kehamilan anggur.

Setelah dilakukan pemeriksaan beta-hCG, penegakan diagnosis kehamilan anggur perlu diperkuat dengan pemeriksaan lain, yakni pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG menjadi modalitas pencitraan radiologis yang dipilih dibandingkan modalitas lain (seperti CT scan atau MRI) karena gambaran yang dihasilkan oleh USG memiliki resolusi tinggi serta biaya yang relatif murah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau