Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2022, 12:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Paparan Bisphenol A (BPA), zat kimia yang dipakai dalam pembuatan plastik, belum terbukti menyebabkan kanker atau pun gangguan hormonal seperti kemandulan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof.dr.Aru Wisaksono Sudoyo Sp.PD-KHOM, dalam acara media diskusi di Jakarta, Jumat (30/9/2022).

“Sampai saat ini belum ada buktinya. Tidak cukup data untuk menyatakan BPA ini menyebabkan kanker. Kita perlu mengumpulkan data yang lebih banyak lagi dalam beberapa tahun ke depan sampai kita benar-benar yakin tentang hal ini,” tegasnya.

Ia menyebutkan secara ilmiah penyakit kanker lebih banyak disebabkan oleh tiga faktor yang berkaitan dengan gaya hidup, yaitu obesitas, kurang berolahraga, serta pola makan tidak sehat.

Baca juga: BPOM Menemukan BPA dalam Air Minum Kemasan Galon di 6 Daerah

Selain tiga faktor tersebut, faktor lain seperti zat kimiawi dari lingkungan pengaruhnya sangat kecil.

“Isu rokok lebih penting dikaitkan dengan kanker dibandingkan BPA”, ujar Aru.

Sejak Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan kandungan BPA dalam air minum kemasan galon, berbagai isu seputar bahaya kesehatan konsumsi air minum dari galon guna ulang beredar di media sosial.

Selain disebut sebagai pemicu kanker, kontaminasi BPA dalam air minum kemasan juga disebut-sebut menyebabkan gangguan hormonal yang berakibat kemandulan.

Mitos tersebut juga dibantah oleh dr.Laurentius Aswin Pramono M.-Epid. Menurutnya, untuk menimbulkan gangguan metabolisme dan reproduktif dalam tubuh, butuh kadar yang besar dari suatu bahan kimia sehingga bisa menyebabkan disrupsi endokrin.

“Dalam berbagai review study, penggunaan bahan kimia dalam keseharian ternyata tidak mampu mencapai ambang yang bisa menyebabkan endocrine disruption,” tutur dokter dari RS St.Carolus Jakarta ini.

Baca juga: 5 Tanda Keseimbangan Hormonal Terganggu

Menurut dokter yang juga seorang epidemiologi ini, kandungan BPA dalam galon guna ulang hanya 0,001 persen dari ambang batas yang bisa mengganggu.

“Disebutkan, butuh 10 ribu galon dalam satu waktu untuk bisa mencapai jumlah tersebut. Terkait hal ini, memang tidak perlu khawatir untuk menggunakan galon sehari-hari,” ujarnya.

Dia menekankan, banyak sekali faktor yang bisa berpotensi menimbulkan gangguan endokrin dan hormon.

“Ada hal-hal yang lebih penting untuk diperhatikan. Terutama sekali gaya hidup,” ujarnya. Pola makan dengan prinsip gizi seimbang, serta berolahraga secara teratur, adalah cara yang sangat baik untuk menjaga kesehatan metabolisme, kadar hormon, dan endokrin kita,” katanya.

Baca juga: 27 Penyebab Hormon Tidak Seimbang yang Perlu Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com