KOMPAS.com - Gas air mata adalah senyawa kimia yang jamak digunakan untuk mengendalikan kerusuhan.
Efek gas air mata saat seseorang terpapar zat ini bisa berdampak pada mata, kulit, saluran pernapasan, dan organ lain; tergantung paparan zat ini.
Untuk diketahui, gas air mata sebenarnya bukan gas. Dilansir dari Healthline,
senjata ini sebenarnya bubuk bertekanan yang bisa menciptakan kabut seperti gas saat digunakan.
Kandungan gas air mata bisa berupa bahan kimia 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS), dibenzoxazepine (gas CR gas), chloroacetophenone (gas CN), atau oleoresin capsicum yang biasanya digunakan dalam semprotan merica.
Baca juga: Update Kerusuhan Suporter di Malang, Cerita Saksi Mata hingga Respons Presiden Jokowi
Ada beberapa potensi efek gas air mata pada kesehatan ketika seseorang terpapar zat ini yang perlu diperhatikan, antara lain:
Sesaat setelah terpapar gas air mata, dampaknya bisa membuat mata berair, gatal, panas seperti terbakar, tidak bisa melihat untuk sementara, pandangan kabur.
Paparan gas air mata dari jarak dekat bisa menyebabkan efek jangka panjang berupa pendarahan mata, kerusakan mata, katarak, erosi kornea, sampai kebutaan.
Efek gas air mata juga bisa menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Saat menghirup kabut gas ini, orang bisa tersedak, hidung dan tenggorokan terasa panas dan gatal, sesak napas, batuk-batuk, mual dan muntah, atau diare. Orang dengan riwayat gangguan pernapasan berisiko mengalami gagal napas.
Dalam kasus yang parah seperti paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau di ruang tertutup dalam jangka waktu lama, dampak gas air mata bisa menyebabkan kematian.
Baca juga: 13 Gejala Keracunan Insektisida
Paparan gas air mata pada area kulit yang terbuka bisa menyebabkan iritasi dan rasa sakit.
Untuk kasus yang parah, iritasi bisa berlangsung selama berhari-hari dengan gejala gatal, kulit ruam kemerahan, melepuh, atau mengalami luka bakar.
Dampak gas air mata tak hanya pada kesehatan fisik, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan menyal.
Beberapa orang yang terkena paparan gas air mata dalam situasi penuh tekanan atau berulang bisa mengalami gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Saat mengingat atau mengalami peristiwa traumatis ini, orang tersebut detak jantung dan tekanan darahnya bisa melonjak. Kondisi ini bisa berbahaya pada orang yang punya riwayat penyakit jantung karena memicu serangan jantung.
Untuk diketahui, efek gas air mata di atas tergantung tempat paparan di ruang tertutup atau terbuka, konsentrasi zat yang digunakan, jarak Anda dengan gas air mata yang dilepaskan, kondisi situasi saat zat dilepaskan, dan riwayat kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Keracunan Insektisida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.