Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/12/2021, 08:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber msdmanuals

KOMPAS.com - Sejumlah insektisida dapat menyebabkan keracunan setelah tertelan, terhirup, terkena kulit, atau tak sengaja masuk ke mata.

Jenis insektisida yang paling sering menyebabkan keracunan yakni organofosfat dan karbamat.

Sedangkan jenis insektisida yang kerap digunakan seperti piretrin dan piretroid jarang memicu keracunan.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Keracunan Insektisida

Namun, insektisida alami yang biasanya dibuat dari ekstrak bunga krisan ini terkadang juga bisa menyebakan reaksi alergi dan keracunan apabila paparan dosisnya cukup tinggi

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada masalah kesehatan ini, kenali beberapa gejala keracunan insektisida sampai cara mencegahnya.

Gejala keracunan insektisida

Melansir MSD Manual, dampak keracunan insektisida bisa menyebabkan beberapa gejala, seperti:

  • Mata berair
  • Penglihatan kabur
  • Keluar air liur berlebihan
  • Badan berkeringat
  • Batuk
  • Muntah
  • Sering buang air besar atau diare
  • Sering kencing
  • Tekanan darah turun
  • Denyut jantung melemah atau tidak beraturan
  • Kejang
  • Sesak napas
  • Beberapa otot tubuh kedutan atau melemah dan jadi lemas

Gejala keracunan insektisida bisa muncul seketika, dalam hitungan jam, sampai beberapa hari setelah penderita terpapar racun serangga.

Namun, badan lemas bisa berlangsung beberapa minggu setelah seseorang terpapar insektisida jenis organofosfat.

Baca juga: Waspadai Keracunan Ikan Buntal, Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Cara mendeteksi keracunan insektisida

Jika Anda merasakan gejala keracunan insektisida, segera periksakan kondisi kesehatan ke dokter untuk meminimalkan dampak racun serangga.

Dokter biasanya merekomendasikan beberapa tes darah untuk mendeteksi keracunan insektisida.

Baca juga: Hati-hati, Efek Minum Minyak Kayu Putih Sembarangan Bisa Keracunan

Cara mencegah keracunan insektisida

Produk insektisida di rumah biasanya digunakan untuk membunuh atau mengusir nyamuk, kecoa, lalat, atau semut.

Kendati beberapa produk tersebut umumnya aman apabila digunakan sesuai petunjuk pemakaian, racun serangga ini bisa meracuni seseorang apabila tidak sengaja tertelan, terhirup, terkena kulit, atau terkena mata.

Biasanya, bayi atau anak kecil yang sedang aktif dan gemar mengeksplorasi lingkungan rawan mengalami keracunan insektisida.

Dr. Jollis, Sp.EM lewat laman resmi RSUD Kabupaten Sumbawa membagikan beberapa tips untuk mencegah keracunan insektisida, antara lain:

  • Simpan insektisida di tempat yang aman dan tidak mudah terjangkau anak-anak; seperti lemari yang terkunci atau tempat agak tinggi
  • Hindari menyimpan racun serangga di dekat bahan-bahan makanan dan minuman agar tidak terjadi kontaminasi
  • Simpan insektisida ke dalam wadah aslinya, jangan sembarangan dipindahkan ke wadah lain, terutam wadah bekas makanan atau minuman
  • Jangan sekali-kali menggunakan bekas wadah insektisida untuk tempat makan atau minuman sekalipun untuk hewan peliharaan
  • Gunakan insektisida dalam bentuk semprotan kurang lebih satu jam sebelum tidur. Sebelum menggunakannya, pastikan anak-anak tidak berada di sekitar ruangan yang akan disemprot dan semua mainan dan alat makan disimpan ke tempat aman
  • Pastikan obat nyamuk bakar digunakan dengan aman dan jauhkan dari bahan yang mudah terbakar

Sebelum menggunakannya bacalah label yang ada dikemasan. Jangan rusak label karena didalamnya terdapat informasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan, bahayanya dan pertolongan pertamanya jika terjadi keracunan serta informasi lainnya.

Baca juga: Mengenal Histamin, Biang Ratusan Warga Jember Keracunan Ikan Tongkol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau