Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Marah-marah Menyebabkan Darah Tinggi? Simak Faktanya...

Kompas.com - 13/05/2023, 08:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - "Jangan marah-marah nanti darah tinggi". Ucapan seperti itu seringkali kita dengar, bukan?

Ya, banyak orang mengaitkan marah-marah dengan penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Sebenarnya, terjadinya hipertensi tidak sesederhana karena kita menjadi pemarah.

Apakah marah menyebabkan darah tinggi?

Amarah dan tekanan darah tidak selalu berhubungan, tetapi ada kemungkinan bahwa jika Anda terlalu sering marah, Anda dapat mengembangkan tekanan darah tinggi.

Melansir laman Better Health, efek fisik jangka panjang dari kemarahan yang tidak terkendali di antaranya peningkatan kecemasan, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala.

Dalam laman Neuro Science News juga disebutkan bahwa risiko serangan jantung dan angina meningkat hampir lima kali lipat setelah dua jam kita marah.

Penelitian dalam Annals of Behavioral Medicine pada 22 Maret 2022 juga menemukan bahwa penderita hipertensi lebih sering marah dibandingkan orang yang memiliki tekanan darah seimbang.

Baca juga: Apakah Minum Kopi Bisa Menyebabkan Darah Tinggi atau Hipertensi?

Saat marah, tubuh akan memberikan respon "fight or flight" yang merupakan respons stres.

Akibatnya, tubuh akan dibanjiri hormon adrenalin dan kortisol. Hal ini membuat denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan meningkat. Suhu tubuh juga naik dan kulit akan berkeringat.

Sebenarnya, mengekspresikan rasa marah tidak selalu buruk. Justru memendam amarah akan berbahaya untuk kesehatan fisik dan mental.

Memendam amarah bisa memicu depresi, perilaku agresif, kecemasan, gangguan suasana hati, hingga muncul keinginan bunuh diri.

Dari aspek kesehatan fisik, memendam marah akan merusak kesehatan jantung, pencernaan, menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan memicu gangguan tidur.

Namun, marah meledak-ledak juga tidak akan menyelesaikan marah dan bisa merusak hubungan sosial Anda.

Kemarahan yang meledak-ledak juga telah terbukti berdampak buruk pada mental dan pengaturan diri.

Riset dalam Social Cognitive and Affective Neuroscience 2016 menemukan bahwa orang yang memiliki tingkat kemarahan tinggi memiliki keterampilan membuat keputusan yang lemah. Memori dan persepsi realitas orang yang pemarah juga cenderung buruk.

Karena efek marah bisa meningkatkan risiko kesehatan seperti darah tinggi, Anda harus mengekspresikan marah dengan cara sehat.

Cara mengendalikan rasa marah

Berikut cara mengekspresikan marah yang sehat:

  • Jika Anda merasa lepas kendali, menjauhlah dari situasi tersebut untuk sementara, sampai Anda tenang
  • Kenali dan terima amarah sebagai hal yang normal dan bagian dari kehidupan
  • Cobalah untuk menentukan alasan yang tepat mengapa Anda merasa marah
  • Setelah Anda mengidentifikasi masalahnya, pertimbangkan untuk membuat strategi berbeda yang bisa memperbaiki situasi tersebut
  • Lakukan sesuatu yang bersifat fisik, seperti berlari atau berolahraga
  • Bicaralah dengan seseorang yang Anda percayai tentang perasaan Anda.

Baca juga: Mengapa Kurang Tidur Bisa Jadi Pemicu Tekanan Darah Tinggi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com