Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Makanan Ultraproses yang Perlu Dihindari

Kompas.com - 22/05/2024, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Penelitian yang dilakukan selama 30 tahun tentang makanan ultraproses (ultraprocessed food) menyebutkan, kebiasaan mengonsumsi makanan jenis ini bisa memperpendek umur.

Menurut Badan Makanan dan Pertanian AS, makanan ultraproses adalah makanan yang mengandung bahan-bahan yang "tidak pernah dipakai di dapur" atau dikelompokkan sebagai zat tambahan yang fungsinya untuk membuat produk akhir jadi lebih menarik dan enak di lidah.

Zat tambahan yang dimaksud ditemukan dalam makanan yang sering kita jumpai di rak makanan di supermarket, misalnya saja sup kalengan, soda, nuget ayam, serta aneka camilan dan minuman manis.

Jenis makanan ultraproses lain adalah makanan beku, makanan kalengan, minuman berkarbonasi, hingga jus buah siap minum.

Baca juga: Ingin Panjang Umur, Mulailah Batasi Makanan Ultra Proses

Pemakaian zat tambahan itu bertujuan sebagai pengawet untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur, pewarna buatan, emulsifier, gula tambahan, serta garam dan lemak agar rasa makanan lebih enak.

Walau demikian, ketua peneliti Dr.Mingyang Song mengatakan, tidak semua makanan ultraproses memberi efek negatif yang sama.

Ia mencontohkan sereal atau roti gandum yang juga masuk kelompok makanan ultraproses tetapi mengandung zat gizi lain, seperti serat, vitamin, dan mineral.

Sebaliknya, makanan ultraproses yang perlu dihindari atau dibatasi konsumsinya adalah daging yang diproses atau pun makanan mengandung gula tinggi.

Song juga menyebut bahwa pola makan keseluruhan sangat penting.

"Jika seseorang secara umum menjaga pola makan sehat, tidak perlu takut berlebihan dengan makanan ultraproses. Pola makan secara umum masih jadi faktor utama dari kesehatan tubuh," katanya.

Pola makan yang sehat dan bergizi seimbang harus terdiri dari beragam jenis sayuran, kacang-kacangan, protein dan lemak yang sehat.

Pakar biosains Dr.Peter Wilde mengatakan, tidak ada hitam putih dalam hal makanan.

"Tidak makanan tertentu yang hanya berpredikat baik atau buruk saja, karena ada dua elemen baik dan buruk di dalamnya. Kuncinya ada pada seberapa banyak kita mengonsumsinya," kata dia, seperti dikutip CNN.

Sangat penting untuk mengenali apa kandungan dalam makanan kemasan dan mengonsumsinya secara seimbang.

"Jus buah misalnya, memang mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan. Kita tepat harus mengonsumsinya tidak berlebihan, karena kalau terlalu banyak kadar gulanya tinggi," kata Wide.

Baca juga: Apa Syarat Sarapan Bergizi untuk Anak? Begini Penjelasan Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau