Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Kerusakan Saraf yang Mungkin Terjadi

Kompas.com - 19/11/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

3. Sulit menggerakkan tubuh

Jika kerusakan saraf terjadi pada bagian motorik, Anda akan mengalami kelemahan otot atau kelumpuhan.

Gejala ini juga dapat menunjukkan bahwa ada masalah mendasar yang memerlukan perhatian medis segera, jadi Anda perlu dibawa ke UGD.

Anda perlu waspada, jika kelemahan atau mati rasa muncul tiba-tiba (terutama di satu sisi tubuh), Anda juga sulit menggerakan anggota badan, disertai sakit kepala parah.

Kondisi tersebut bisa merupakan tanda kerusakan saraf jenis stroke. Stroke memerlukan perhatian medis secepatnya.

4. Rasa sakit mengalir hanya satu kaki

Ketika Anda merasakan sakit yang tajam, terbakar, atau kesemutan yang terus-menerus dimulai di punggung bawah dan menjalar ke bagian belakang kaki bisa berarti Anda menderita skiatika.

Skiatika terjadi ketika saraf siatik (yang menjalar dari punggung bawah, pinggul, dan bawah kaki Anda) menjadi tertekan atau rusak, baik oleh disk hernia di tulang belakang atau oleh penyakit seperti diabetes.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Saraf yang Perlu Diwaspadai

5. Mudah jatuh

Tiba-tiba tersandung dan jatuh berkali-kali bisa menjadi tanda kerusakan saraf lainnya.

Jika saraf yang memengaruhi sensasi rusak, koordinasi anggota tubuh Anda akan kurang dan gagal merasakan posisi tubuh yang benar.

Akibatnya, Anda bisa mudah jatuh dari posisi Anda berada.

Misalnya, Anda merasakan mati rasa di kaki hingga sulit mengetahui ke mana Anda berjalan. Inibisa menyebabkan Anda tersandung.

Pada kasus tertentu, jika Anda juga mengalami tremor, otot kaku, dan perubahan bicara, bisa jadi Anda mengalami kondisi seperti penyakit Parkinson.

Penyakit Parkinson terhadi karena sel saraf di otak Anda mengalami kerusakan.

6. Lebih sering ke buang air kecil

Saraf yang rusak dapat mengirimkan pesan yang salah pada kandung kemih Anda.

Sehingga, Anda merasa harus banyak buang air kecil atau kesulitan kecing di waktu yang tepat (mengompol).

Anda memiliki risiko yang lebih tinggi dari rata-rata orang untuk masalah ini, jika Anda sudah melahirkan anak secara normal atau menderita diabetes.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com