Penulis: drg. Citra Kusumasari, Sp.K.G.(K), Ph.D.
MENURUT hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi masyarakat yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia adalah sebesar 56.7%, dengan indeks nasional untuk gigi berlubang, gigi tanggal, dan tambalan adalah sebesar 7.1%.
Oleh karena itu, perawatan gigi berlubang adalah perawatan yang cukup sering dilakukan di dalam praktek kedokteran gigi.
Perawatan gigi berlubang yang infeksinya belum mencapai ruang saraf dan pembuluh darah gigi, dapat dilakukan penambalan gigi secara langsung. Material penambalan yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan tambalan yang tahan lama, estetik, dan dapat mengembalikan fungsi gigi secara normal.
Material penambalan gigi secara langsung yang umum digunakan adalah resin komposit. Resin komposit memiliki banyak keuntungan, antara lain ketahanan dan ikatan ke gigi yang baik, serta warna yang menyerupai gigi asli.
Baca juga: Demi Kesehatan Gigi, Perhatikan Cara Menyikat Gigi yang Benar
Resin komposit yang sukses dikomersilkan pertama kali adalah pada tahun 1970-an. Resin komposit ini memiliki kekuatan yang baik (karena bahan pengisi kompositnya berukuran besar yaitu 0-5 m), namun menghasilkan permukaan yang tidak rata karena sulit dipoles.
Pada tahun 1980-an, diperkenalkan resin komposit dengan bahan pengisi makro, yang memiliki sifat mudah dipoles dan estetik, namun kekuatannya kurang baik. Selanjutnya, di tahun 1990-an, diperkenalkan resin komposit yang lebih kuat, namun estetikanya masih belum baik.
Formulasi resin komposit terbaru lahir di kalangan dokter gigi pada tahun 2000-an, yaitu resin komposit dengan karakteristik estetik yang menyerupai gigi asli (ada pilihan translusensi dan opak). Kemudian, tahun 2010 muncul resin komposit dengan teknik bulk-fill (diklaim bisa menambal langsung gigi berlubang dengan ketebalan 4 mm). Namun, banyak pro dan kontra mengenai tambalan dengan teknik tersebut.
Di balik kepopuleran resin komposit sebagai bahan tambal gigi, pemilihan warna yang mendekati warna gigi asli setiap pasien menjadi kendala bagi setiap dokter gigi. Pun ketidakpuasan dari hasil akhir tambalan dari pasien, akibat warna yang tidak sama dengan gigi asli lain di dalam rongga mulutnya.
Baca juga: Dokter Unair: Mau Tambal Gigi? Kenali Dulu Bahan yang Digunakan
Pada awalnya, warna tambalan gigi yang dikembangkan untuk memperoleh tranlusensi dan opak yang mendekati warna gigi alami adalah sebanyak 32 warna, yang terdiri dari warna untuk enamel dan dentin gigi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.