Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Campak Menular? Begini Penjelasan Dokter…

Kompas.com - 28/01/2023, 11:15 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang khawatir, apakah campak termasuk salah satu penyakit menular?

Seperti diketahui, campak belakangan menjadi sorotan lantaran kembali merebak di banyak wilayah karena rendahnya cakupan imunisasi.

Campak adalah penyakit infeksi virus paramyxovirus yang perlu diwaspadai, terutama anak balita dan orang yang belum diimunisasi dengan vaksin campak.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, penyakit ini bisa berbahaya karena rentan menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia atau radang paru-paru, gangguan pendengaran dan penglihatan, sampai diare parah.

Lantas, apakah campak menular? Simak penjelasan dari pakar lewat artikel berikut ini.

Baca juga: Apa itu Imunisasi Campak Rubella, Manfaat, untuk Usia Berapa, Efeknya?

Pakar penyakit menular Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. I.P.T., M.TropPaed menjelaskan, penyakit campak menular.

Hinky memberikan gambaran, daya tular penyakit campak tujuh kali lipat lebih menular dibandingkan infeksi virus corona SARS-CoV-2 atau Covid-19.

“Covid-19 menular paling banyak ke dua sampai tiga orang dari setiap penderita. Daya tular campak bisa 12 sampai 13 orang sekitar pasien. Jadi bayangkan ini bisa enam sampai tujuh kali menular dibanding Covid-19,” jelas dia, seperti dilansir dari Antara, Jumat (27/1/2022).

Mengingat campak sangat mudah menular, Hinky mengatakan, ketika ada kasus campak di suatu wilayah, penyakit ini rentan menjadi kejadian luar biasa.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Campak dari Hari ke Hari yang Perlu Diwaspadai

Hinky menjelaskan, penyakit campak biasanya menular dalam waktu seminggu.

Tapi, sebelum penderita merasakan gejala campak seperti demam sampai muncul ruam bercak-bercak merah, penderita sudah bisa menularkan campak pada orang sekitarnya.

“Virus campak, khususnya pada anak, bertahan selama empat hari sebelum memunculkan gejala dan empat hari setelah gejala,” jelas Hinky.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Bintik Merah Gejala Campak yang Khas

Menurut Hinky, campak bisa menular melalui beberapa celah penularan, antara lain:

  • Lewat cipratan cairan batuk, bersin, ludah, air mata
  • Sentuhan atau kontak langsung dengan penderita

Hinky menyebutkan, virus penyebab campak dapat melayang di udara khususnya pada ruangan dengan sirkulasi udara tertutup sampai dua jam.

"Tentunya kalau sirkulasinya terbuka semisal di ruang terbuka, ruangan dengan jendela dan pintu terbuka, melayang-layang tetapi tidak sampai dua jam dan mungkin kepadatan virusnya lebih rendah," kata Hinky. yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu.

Meskipun daya tular virus campak di tempat terbuka atau ruang dengan sirkulasi udara terbuka relatif lebih rendah, tapi penyakit ini tetap masih bisa menular walaupun kemungkinannya tidak sebesar di ruang tertutup.

Setelah menyimak penjelasan apakah campak menular dari ahli di atas, ada baiknya Anda lebih waspada dengan penyakit ini. Pastikan anak sudah menerima imunisasi campak untuk melindungi diri dari penyakit menular ini.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Demam Campak yang Khas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Health
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia Akibat Jatuh di Kamar Mandi, Ini 6 Cara Mencegah Kejadian Serupa
Gustiwiw Meninggal Dunia Akibat Jatuh di Kamar Mandi, Ini 6 Cara Mencegah Kejadian Serupa
Health
Jamur Hitam di Rumah Bisa Picu Masalah Pernapasan Serius, Ini Faktanya
Jamur Hitam di Rumah Bisa Picu Masalah Pernapasan Serius, Ini Faktanya
Health
WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia
WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia
Health
Terlalu Banyak Minum Air Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Dokter...
Terlalu Banyak Minum Air Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Dokter...
Health
Olahraga Rutin Sejak Muda Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi di Usia 60 Tahun
Olahraga Rutin Sejak Muda Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi di Usia 60 Tahun
Health
Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Health
Dari Cek Kesehatan Gratis Ditemukan 50 Persen Perempuan Alami Obesitas Sentral
Dari Cek Kesehatan Gratis Ditemukan 50 Persen Perempuan Alami Obesitas Sentral
Health
Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru
Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru
Health
Studi Baru: Tes Darah untuk Deteksi Dini Kanker Sebelum Gejala Muncul
Studi Baru: Tes Darah untuk Deteksi Dini Kanker Sebelum Gejala Muncul
Health
Peneliti Temukan Bakteri Usus Ini Bisa Jadi Pemicu Depresi
Peneliti Temukan Bakteri Usus Ini Bisa Jadi Pemicu Depresi
Health
Tanpa Bukti Ilmiah, Rendaman Rokok Obat Bisa Timbulkan Efek Samping
Tanpa Bukti Ilmiah, Rendaman Rokok Obat Bisa Timbulkan Efek Samping
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau