Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2023, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sesak napas seringkali dikaitkan dengan gejala asma. Namun, tahukah Anda bahwa kecemasan juga bisa memicu sesak napas.

Melansir laman Healthline, sesak napas merupakan salah satu gejala umum dari kecemasan.

Meski sesak napas akibat kecemasan bisa hilang saat rasa cemas tersebut mereda, namun sesak napas juga bisa membuat seseorang merasa lebih cemas.

Lalu mengapa kecemasan bisa membuat sesak napas?

Sesak napas merupakan salah satu gejala yang mungkin dialami oleh penderita kecemasan, namun tidak semua penderita kecemasan mengalami kesulitan bernapas.

Sesak napas dan gejala fisik lainnya yang menyertai kecemasan merupakan respon "fight or flight" untuk melindungi Anda.

Respon tersebut bisa membuat dada menjadi kencang, penapasan lebih cepat, dan sesak napas karena tubuh berusaha mengalirkan oksigen lebih banyak ke otot.

Hal ini berfungsi agar tubuh siap untuk berlari atau menghadapi ancaman yang ada.

Semua gejala ini adalah respons tubuh normal yang dirancang untuk menyelamatkan hidup Anda.

Baca juga: 4 Manfaat Mengejutkan Mendengarkan Musik Metal untuk Kesehatan Mental

Apa yang harus dilakukan saat sesak napas datang?

Jika Anda mengalami sesak napas akibat cemas, Anda bisa mencoba mengatur pernapasan.

Anda harus berfokus pada pernapasan untuk mengendalikan jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru.

Anda bisa melakukan pernapasan diafragma dengan cara berkut:

  1. Duduk dengan nyaman di kursi atau berbaring di permukaan yang datar, seperti tempat tidur Anda, dengan kepala ditopang.
  2. Letakkan satu tangan di dada bagian atas dan tangan lainnya di bawah tulang rusuk. Ini akan memungkinkan Anda merasakan diafragma dengan lebih baik saat bernapas.
  3. Tarik napas perlahan melalui hidung sehingga perut bergerak ke arah tangan Anda.
  4. Kencangkan otot perut Anda. Biarkan mereka jatuh ke dalam saat Anda menghembuskan napas melalui hidung atau mulut Anda (tergantung mana yang lebih mudah bagi Anda).
  5. Lanjutkan menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam, rasakan perut Anda naik dan turun. Lakukan ini selama 5 hingga 10 menit sehari.

Cara ini akan membantu memperlambat laju pernapasan, menurunkan kebutuhan oksigen, dan menurunkan tingkat energi yang dibutuhkan untuk bernapas.

Baca juga: 4 Manfaat Mengejutkan Mendengarkan Musik Metal untuk Kesehatan Mental

Bagaimana cara mencegah sesak napas saat cemas melanda?

Cara utama untuk mencegah sesak napas dan gejala fisik kecemasan lainnya adalah dengan mempraktikkan relaksasi dan memahami apa yang memicu cemas tersebut.

Relaksasi bisa Anda lakukan dengan berlatih meditasi secara teratur. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dapat mengurangi gejala kecemasan dan membantu mengatasi kecemasan.

Anda juga dapat melatih mindfulness dalam aktivitas sehari-hari untuk membantu Anda menjadi lebih sadar akan tubuh Anda dan apa yang membuat Anda cemas.

Mindfullness bisa dilakukan hanya dengan berfokus pada apa yang sedang Anda lakukan. Misalnya saat Anda makan, Anda bisa mencoba untuk merasakan tekstur makanan tersebut, merasakan aromanya, dan mengunyahnya secara perlahan.

Anda juga perlu berkonsultasi dengan profesipnal untuk membantu Anda mengatasi proses berpikir negatif yang terjadi saat Anda mengalami kecemasan, terutama jika kecemasan ini parah atau menyebabkan Anda sangat tertekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau