Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Hoarding Disorder, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 17/03/2023, 19:30 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Hoarding disorder adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang membuat penderita gemar mengumpulkan atau menimbun barang-barang, bahkan yang tidak berguna sekalipun.

Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk di tempat yang ditinggalinya sehingga menyebabkan masalah kesehatan bagi penderita serta orang lain yang tinggal bersamanya.

Selengkapnya, ketahui apa itu hoarding disorder, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.

Baca juga: Apakah Hoarding Disorder Bisa Sembuh? Berikut Penjelasannya

Apa itu hoarding disorder?

Dilansir dari Mayo Clinic, hoarding disorder adalah kesulitan untuk membuang atau menjauhkan benda-benda yang dimiliki karena adanya keinginan yang kuat untuk menyimpannya.

Penderita kemudian akan merasa stres ketika harus membuang barang-barang tersebut. Akibatnya, barang-barang terus menumpuk lebih banyak, padahal sebagian di antaranya cenderung tidak bernilai atau sudah rusak.

Barang-barang yang disimpan kemudian akan memenuhi ruangan sehingga akan mengganggu kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Emotional Eating, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penyebab hoarding disorder

Menurut Mayo Clinic, penyebab hoarding disorder tidak diketahui secara pasti.

Namun, banyak ahli yang menduga bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh gen, fungsi otak, dan kejadian yang memicu stres.

Sedangkan menurut NHS, hoarding disorder sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental, seperti:

  • Mengalami depresi yang cukup parah
  • Memiliki gangguan psikotik, seperti schizophrenia
  • Memiliki OCD atau obsessive compulsive disorder

Pada beberapa kasus, kondisi ini muncul dan dipengaruhi oleh kurangnya rasa peduli terhadap diri sendiri, seperti:

  • Tinggal sendiri
  • Tidak menikah
  • Memiliki kekurangan selama masa kanak-kanak, baik kekurangan secara materi hingga tidak memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga lainnya
  • Memiliki riwayat hoarding dari keluarga
  • Tinggal di rumah yang tidak memprioritaskan kebersihan dan kebiasaan menyortir barang

Penderita yang gemar menumpuk barang juga sering menganggap bahwa barang-barang yang tersebut akan berguna di masa depan sehingga cenderung tidak memiliki keinginan untuk membuangnya.

Meskipun umumnya barang-barang yang disimpan merupakan barang yang tidak memiliki nilai tertentu atau sering dianggap sampah, penderita juga akan menganggap bahwa barang yang disimpan memiliki nilai yang sentimental atau memiliki keindahan tertentu.

Beberapa penderita lainnya memiliki kecenderungan untuk menimbun barang sebagai mekanisme koping atau pertahanan diri terhadap situasi yang menyebabkan rasa stres, seperti karena anggota keluarga atau pasangan yang meninggal.

Baca juga: 7 Gejala Hoarding Disorder, Tak Hanya Menimbun Barang

Cara mengatasi hoarding disorder

Penderita hoarding disorder cenderung tidak merasa bahwa dirinya memiliki masalah kesehatan tertentu.

Sedangkan penderita lainnya merasa bahwa perilakunya tidak sehat, namun tidak ingin mencari bantuan medis karena merasa malu atau bersalah.

Padahal, ketika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan lain karena tempat tinggal jadi tidak sehat, serta merusak hubungan dengan orang lain.

Dilansir dari Mayo Clinic, cara mengatasi hoarding disorder umumnya adalah dengan melibatkan terapi perilaku kognitif (CBT) dan konsumsi obat tertentu ketika ditemukan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan atau depresi.

Mengetahui apa itu hoarding disorder saja tidak cukup. Karena itu, Anda disarankan untuk mencari bantuan medis ketika mengalami atau memiliki kerabat yang memiliki kondisi ini.

Meskipun kondisi ini tidak bisa disembuhkan dalam waktu yang cepat, pengobatan yang dilakukan bisa meringankan gejala yang muncul dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Baca juga: Kenali Apa Itu FOMO, Penyebab, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau