KOMPAS.com - Bulan Ramadhan sudah tiba. Di momen tersebut, sebagian besar orang diwajibkan melakukan puasa.
Hal ini tentu menjadi problematika tersendiri bagi ibu hamil. Di satu sisi, banyak ibu hamil yang ingin berpuasa namun khawatir akan berat janin.
Sebenarnya, banyak penelitian yang membuktikan bahwa puasa tidak akan mempengaruhi berat lahir bayi.
Namun, belum bisa dipastikan apakah puasa bisa mempengaruhi kesehatan ibu atau janin. Oleh karena itu, tak sedikit pula ahli kesehatan yang tidak merekomendasikan puasa selama kehamilan.
Sebenarnya, ibu hamil tidak diwajibkan untuk berpuasa. Mereka bisa mengganti puasa dikemudian hari atau melakukan
Puasa tidak akan mempengaruhi kondisi kesehatan janin dan sang ibu.
Namun, beberapa wanita mungkin mengalami dehidrasi atau kekurangan energi karena berpuasa.
Puasa juga tidak membuat bayi lebih mungkin lahir lebih awal (prematur) dan tidak akan membuat bayi lahir dengan berat lebih rendah.
Manfaat puasa untuk ibu hamil selama trimester kedua kehamilan bahkan dapat mengurangi risiko terkena diabetes gestasional dan mencegah Anda menambah berat badan ekstra.
Jika Anda memiliki berat badan yang sehat dan memiliki gaya hidup sehat secara umum, kemungkinan besar Anda bisa menjalani puasa dengan baik.
Bayi membutuhkan nutrisi yang berasal dari ibu, dan jika tubuh Anda memiliki simpanan energi yang cukup, puasa kemungkinan akan berdampak lebih kecil.
Bagaimana respon tubuh saat puasa juga bergantung pada kesehatan tubuh sebelum kehamilan dan tahap kehamilan yang sedang dialami.
Ibu hamil yang menderita diabetes juga tidak disarankan untuk melakukan puasa karena bisa mempengaruhi lkadar gula darah dan memicu dehidrasi.
Saat Anda berbuka puasa di malam hari, kadar gula darah Anda bisa menjadi terlalu tinggi jika Anda banyak makan saat sahur dan buka puasa.
Jika Anda merasa tidak cukup sehat untuk berpuasa, atau Anda khawatir dengan kesehatan Anda atau kesejahteraan bayi Anda, bicarakan dengan dokter umum atau bidan Anda dan dapatkan pemeriksaan kesehatan umum sebelum memutuskan.
Baca juga: 6 Penyebab Gigi Sensitif Sering Berdarah dan Cara Mengatasinya
Kehamilan bisa menjadi waktu yang menuntut bagi tubuh Anda. Anda dan bayi Anda membutuhkan banyak nutrisi dan cairan.
Dokter atau bidan Anda dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan diet Anda.
Anda mungkin juga perlu melakukan pemeriksaan lebih sering selama puasa.
Jika Anda biasanya minum minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan cola, sebaiknya kurangi sebelum berpuasa untuk mencegah sakit kepala akibat gejala penarikan.
Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari 200 miligram kafein sehari saat hamil, yaitu sekitar dua cangkir kopi.
Tetaplah terhidrasi sebisa mungkin dan minumlah banyak cairan saat Sahur. Wanita hamil membutuhkan lebih banyak air karena air diperlukan untuk membentuk plasenta yang memberi nutrisi pada bayi yang sedang tumbuh.
Kurangnya asupan air dapat menyebabkan cairan ketuban menipis, produksi ASI rendah dan bahkan menyebabkan persalinan prematur.
Mengkonsumsi makanan dengan kandungan air yang tinggi seperti buah-buahan dan sayuran segar juga bermanfaat untuk menjaga diri tetap terhidrasi.
Hindari makan makanan asin karena dapat membuat Anda merasa lebih haus.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Otak pada Anak Berdasar Lokasinya
Melewatkan sahur dapat membuat Anda merasa lesu sepanjang hari karena energi Anda berkurang.
Nutrisi yang Anda dapatkan dari Sahur akan membantu Anda memiliki lebih banyak energi.
Pastikan Anda cukup makan selama Sahur untuk mencegah kelemahan dan dehidrasi hingga waktu berbuka puasa di hari itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.