Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2023, 02:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Stres dan kecemasan adalah respons alami tubuh terhadap bahaya.

Respons tersebut muncul untuk memastikan seseorang tetap waspada, fokus, dan siap menghadapi ancaman.

Dengan kata lain, stres dan kecemasan adalah bagian normal dalam kehidupan meski terkadang bisa membuat kita kewalahan.

Baca juga: Apakah Stres Bikin Uban Tumbuh Lebih Banyak?

Apa beda stres dan cemas?

Stres dan cemas memang terlihat mirip. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Pada dasarnya, stres dan kecemasan sama-sama bentuk respons emosional. Akan tetapi, stres sering terjadi karena pemicu ekstrenal.

Orang yang mengalami stres mengalami gejala mental dan fisik, seperti lekas marah, marah, lelah, nyeri otot, masalah pencernaan, dan sulit tidur.

Hormon stres menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, mengakibatkan lebih banyak darah yang dipompa ke organ dan anggota tubuh.

Baca juga: Apakah Burnout dan Stres Sama? Berikut 3 Perbedaannya

Saat seseorang merasa terancam, tubuhnya melepaskan hormon stres.

Respons ini memungkinkan seseorang untuk siap melawan atau melarikan diri. Mereka juga bernapas lebih cepat, dan tekanan darah mereka naik.

Pada saat yang sama, indra seseorang menjadi lebih tajam, dan tubuhnya melepaskan nutrisi ke dalam darah untuk memastikan semua bagian memiliki energi yang mereka butuhkan.

Di sisi lain, kecemasan adalah rasa khawatir terus-menerus yang berlebihan dan seringkali tidak bisa hilang meski tanpa adanya pemicu stres.

Kecemasan juga bisa didefinisikan sebagai kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan, serta tidak hilang bahkan tanpa adanya pemicu stres.

Kecemasan menyebabkan serangkaian gejala yang hampir identik dengan stres, yakni insomnia, kesulitan berkonsentrasi, kelelahan, ketegangan otot, dan mudah tersinggung.

Mengatasi stres dan cemas

Stres ringan dan kecemasan ringan bisa diatasi dengan mekanisme koping yang serupa, seperti aktivitas fisik, diet bergizi, dan istirahat yang cukup.

Anda juga bisa meredakan stres dan cemas menggunakan teknik relaksasi, seperti:

  • latihan pernapasan
  • fokus pada kata yang menenangkan, seperti 'damai' atau 'tenang'
  • memvisualisasikan pemandangan yang tenang, seperti pantai atau padang rumput
  • berlatih yoga.

Jika stres atau kecemasan yang Anda alami tidak merespons teknik manajemen ini atau memengaruhi fungsi atau suasana hati Anda sehari-hari, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke profesional kesehatan mental.

Profesional kesehatan mental dapat membantu menentukan apakah Anda mungkin memiliki gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan berbeda dari perasaan cemas jangka pendek. Kecemasan biasanya bertahan selama berbulan-bulan dan berdampak negatif pada suasana hati dan fungsi.

Untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki gangguan kecemasan umum, dokter akan mencari gejala seperti kekhawatiran yang berlebihan dan sulit dikendalikan yang terjadi hampir setiap hari selama enam bulan.

Baca juga: 5 Penyakit Akibat Stres yang Pantang Disepelekan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com