Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2023, 22:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Kecemasan dan depresi merupakan gangguan suasana hati yang bisa dialami secara bersamaan.

Meskipun begitu, keduanya memiliki perbedaan yang akan menentukan jenis pengobatan dan perawatan yang diberikan, seperti dari gejala dan penyebabnya.

Untuk lebih jelasnya, ketahui perbedaan antara kecemasan dan depresi berikut ini.

Baca juga: 2 Perbedaan antara Depresi dan Gangguan Perubahan Mood

Perbedaan antara kecemasan dan depresi

Dilansir dari Medical News Today, kecemasan merupakan rasa gelisah dan takut yang berlebihan, sedangkan depresi adalah perasaan sedih dan putus asa.

Meskipun keduanya berbeda, Anda bisa mengidap keduanya di saat yang bersamaan ditandai dengan adanya gejala mudah marah dan gelisah.

Namun selain itu, ada beberapa perbedaan antara kecemasan dan depresi yang perlu dipahami agar bisa mendapatkan perawatan serta pengobatan yang tepat.

Disarikan dari Cleveland Clinic dan Medical News Today, berikut adalah perbedaan antara kecemasan dan depresi.

  • Penyebab

Gangguan kecemasan adalah salah satu jenis gangguan kesehatan mental yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti.

Namun, banyak ahli yang berpendapat bahwa ada banyak faktor yang akan memicu timbulnya gangguan mental ini, seperti:

    • Ketidakseimbangan kimia otak yang dipicu oleh stres jangka panjang
    • Mengalami trauma
    • Memiliki riwayat gangguan kecemasan di dalam keluarga

Sama seperti kecemasan, penyebab depresi juga tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicunya, seperti:

    • Ketidakseimbangan neurotransmitter di dalam otak, termasuk serotonin dan dopamin
    • Memiliki riwayat depresi di dalam keluarga, namun faktor genetik tidak selalu memicu munculnya depresi pada seseorang
    • Mengalami kejadian yang memicu perubahan di dalam hidup, seperti trauma, perceraian, hingga kematian dari anggota keluarga
    • Mengidap gangguan medis tertentu, seperti diabetes dan nyeri kronis
    • Mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu depresi, termasuk obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol

Kedua gangguan kesehatan mental tersebut memiliki beberapa persamaan.

Namun, ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi yang penuh tekanan, depresi dan kecemasan menjadi lebih dominan.

Baca juga: 2 Perbedaan antara Depresi dan Stres yang Perlu Diketahui

  • Gejala

Kecemasan dan depresi bisa dialami di waktu yang bersamaan, meskipun beberapa penderita bisa mengalami salah satunya saja.

Kecemasan dan depresi memiliki gejala yang berbeda, namun ada beberapa persamaan yang membuat keduanya saling berkaitan.

Depresi yang dialami akan memicu rasa cemas. Di sisi lain, kecemasan juga akan memicu depresi pada seseorang.

Gejala depresi yang umumnya muncul, seperti:

    • Merasa sedih dan putus asa
    • Kehilangan minat
    • Kesulitan untuk tidur
    • Merasa lelah
    • Perubahan pola makan

Muncul rasa sakit atau nyeri secara fisik, bahkan hal-hal yang sederhana terasa sangat
Sedangkan gejala kecemasan yang umum muncul, seperti:

    • Merasa cemas yang tidak kunjung hilang dan sangat parah, hingga terkadang tidak sama dengan keadaan yang sebenarnya
    • Berpikir secara berlebihan dan membayangkan skenario yang terburuk
    • Memiliki obsesi terhadap situasi atau akibat yang akan terjadi
    • Merasa takut
    • Memiliki ketidakmampuan untuk beristirahat
    • Merasa khawatir
    • Sulit untuk berkonsentrasi
    • Merasa jengkel

Merasa sedih atau khawatir adalah yang wajar dialami oleh banyak orang, namun ketika perasaan tersebut tidak kunjung hilang dan mengganggu kehidupan sehari-hari, bisa jadi gejala dari gangguan kesehatan mental.

Gangguan kecemasan dan depresi bisa bertambah parah ketika tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan dengan segera.

Umumnya, kedua kondisi ini bisa diatasi dengan konsumsi obat tertentu dan terapi, atau kombinasi keduanya.

Dengan mengetahui perbedaan antara kecemasan dan depresi, Anda bisa segera mencari bantuan medis ketika mengalami gejala di atas.

Hindari untuk melakukan diagnosis pribadi dan selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang paling tepat serta pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan.

Baca juga: Apa Ciri-ciri Orang yang Sedang Depresi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com