Ahli gizi dari sekolah dasar St. Dominic’s Institute di Okamoto, Setagaya, Tokyo, Jepang Namekawa menjelaskan, pihaknya punya strategi khusus untuk mencegah konsumsi garam berlebihan pada menu makan siang Shokuiku yang disiapkan di sekolah.
“Sebisa mungkin anak-anak dibiasakan menikmati makanan sealami mungkin dengan rasa yang ringan, tanpa perlu penyedap, dengan lebih sedikit garam dan gula,” jelas Namekawa, saat ditemui di sekolah setempat, Rabu (24/5/2023).
Menurut Namekawa, pihak sekolah sebisa mungkin menyiapkan dan mengolah sendiri semua menu makan siang yang diberikan kepada murid.
Ia menyebut, segala jenis masakan, termasuk saus untuk salad dibuat sendiri tanpa menggunakan bumbu instan. Begitu juga dengan mi atau udon yang dibuat tanpa garam tambahan dan rendah natrium.
Meskipun setiap menu makan siang dibuat sealami mungkin, bukan berarti cita rasa makanan hambar.
Namekawa menjelaskan, pihaknya memakai beberapa bahan alami untuk membuat cita rasa umami atau gurih alami pada setiap sajian.
“Untuk kuah atau sup, kami buat dari campuran katsuobushi (serutan ikan tuna asap), rumput laut, dan tulang ayam. Untuk menambah rasa pada kaldu ayam, kami tambahkan sisa-sisa sayuran yang direbus dalam waktu lama agar lebih sedap,” imbuh Namekawa.
Baca juga: 5 Rahasia Menu Sehat ala Shokuiku Agar Tetap Disukai Anak-anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.