KOMPAS.com – Angka penderita diabetes di Indonesia terus meningkat. Data International Diabetes Federation (IDF) menyebut penderita diabetes di Indonesia pada 2021 mencapai 19,47 juta serta diperkirakan mencapai 28,57 juta pada 2045.
Melansir Kompas.com, Jumat (03/02/2023), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti bahaya diabetes yang dikenal sebagai silent killer. Budi menyebutkan, diabetes merupakan ibu dari segala penyakit (mother of all diseases) karena berpotensi memicu penyakit kronis lainnya.
Menyikapi hal tersebut, PT Biotek Farmasi Indonesia turut memberikan solusi komprehensif melalui produknya, yakni Dialance. Produk ciptaan anak bangsa tersebut merupakan hepato regulator yang berfungsi meregulasi fungsi hepar (hati). Produk ini membantu para penderita diabetes mengatasi permasalahannya.
Saat ini, Dialance memasuki tahap uji klinis. Uji klinis dimulai sejak Rabu (31/5/2023).
Adapun penelitian terhadap produk Dialance dilakukan di dua kota, yaitu di rumah sakit (RS) Jakarta di RS Mitra Kemayoran dan tiga RS di Bali, yaitu Rumah Sakit Umum (RSU) Bali Jimbaran, RS Balimed Denpasar, RSU Dharma Yadnya Denpasar.
PT Biotek Farmasi Indonesia bekerja sama dengan Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD untuk uji klinis di Bali dengan dibantu oleh Dr dr Fatimah Eliana, SpPD-KEMD untuk uji klinis di Jakarta.
Uji klinis terhadap produk tersebut pun sudah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran (FK) Udayana Bali dengan disupervisi oleh FK Universitas Indonesia (UI).
“Saya harap, penelitian ini bisa membuat kami mengetahui kebermanfaatannya dan keamanannya (dari produk ini). Tentu, bangsa ini membutuhkan temuan produk yang baik ciptaan anak anak bangsa,” dorong Ketut Suastika mewakili Perkeni dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (5/6/2023).
Di sisi lain, Chairman Biotek Farmasi Indonesia Toni Lay menjelaskan alasan pihaknya memilih Ketut Suastika sebagai tim peneliti.
“Selain karena beliau adalah orang nomor satu terkait diabetes, saya yakin, Prof ketut Suastika dapat melakukan penelitian ini dengan tata cara yang profesional dan transparan. Prof ketut sudah melakukan banyak penelitian dandikenal jujur, serta amanah,” ujarnya.
Perihal hasi akhir uji klinis, Toni Lay berharap, Dialance akan menjadi panduan bagi banyak tenaga Kesehatan agar masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat yang maksimal dan optimal untuk penanganan penyakit diabetes.
“Semoga uji klinis ini bisa berjalan dengan lancar, baik, tertata dan transparan. Dengan begitu, kami bisa menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bisa menciptakan produk yang bermanfaat,” terang Toni.
“Saya harap, Dialance ini bisa digunakan sebagai salah satu pilihan untuk menurunkan angka diabetes melitus di Indonesia,” terang ketua tim peneliti site Jakarta Dr dr Fatimah Eliana SpPD-KEMD.
Sementara itu, Marketing Manager PT Biotek Farmasi Indonesia Mico Desrianto menyebutkan, pihaknya telah memperkenalkan produk pada masyarakatdengan melakukan tes gula darah sewaktu (GDS) dan mencoba Dialance secara gratis.
Langkah seperti itu secara konsisten sudah dilakukan selama dua tahun dan akan terus berlanjut. Perlu diketahui, cara seperti itu baru satu-satunya di dunia.
Baca juga: Saat Dua Kepala Daerah di Sultra Puji Efikasi Produk Penurun Diabetes Buatan Indonesia
PT Biotek Farmasi Indonesia secara rutin menggelar tes Gula Darah Sewaktu (GDS) secara gratis kepada masyarakat umum secara gratis.
“Agar hasil tes akurat, tes GDS pertama dilakukan setidaknya dua jam setelah peserta mengonsumsi makanan terakhir. Lalu, peserta diminta mengonsumsi satu tablet penurun gula darah dan kembali berpuasa selama 90 menit dengan tidak mengonsumsi apa pun selain air putih untuk kemudian melakukan tes kedua. Puasa dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan hasil efikasi lebih akurat dan fair,” ujar Mico.
Selama dua tahun tersebut, lanjut Mico, pihaknya mengeklaim sudah melaksanakan uji efikasi terhadap puluhan ribu masyarakat, termasuk tokoh publik dan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya